Berita Terbaru

ESK 23 – Field Trip Borobudur: Teratai di Tengah Danau

Yogyakarta, FGMI Online – Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) kembali menyelenggarakan acara Experience Sharing Knowledge (ESK) ke-23 pada hari Sabtu – Minggu, 28 – 29 Mei 2016 di Yogyakarta. Acara ESK 23 merupakan acara pertama yang sekaligus menjadi peresmian FGMI chapter Yogyakarta.

Peresmian FGMI Chapter Yogyakarta
Peresmian FGMI Chapter Yogyakarta

Acara ESK kali ini terbagi menjadi dua acara. Pada hari pertama, Sabtu, 28 Mei 2016, diadakan pembekalan fieldtrip di kampus UPN “Veteran” Yogyakarta. Acara kedua pada hari Minggu, 29 Mei 2016 diisi dengan kegiatan field trip di area sekitar Candi Borobudur. Peserta field trip terdiri dari mahasiswa S-1 dan S-2 Teknik Geologi dan Teknik Kimia UPN, Teknik Geologi UGM, seta mahasiswa S-3 Teknik Geologi dan Geofisika UGM, IST AKPRIND. Tema ‘Teratai di Tengah Danau’ menceriakan kegiatan ESK 23 dan merupakan tema yang menarik untuk menunjukkan keunikan dan keindahan Borobudur, terutama dari aspek geologis.

Pembicara dalam ESK kali ini adalah Dr. Ir. Helmy Murwanto, M.Si. dan Ir. Sutarto, M.T.. Kedua pembicara bersama dengan tim peneliti UPN telah mendedikasikan waktunya dengan melakukan penelitian di sekitar candi Borobudur sejak tahun 1996.

Sebagai gambaran awal, Dr. Ir. Helmy bercerita tentang W.O.J Nieuwenkamp, seorang seniman dan arsitek Belanda yang menulis buku yang berudul Fiet Borobudur Meer (Danau Borobudur) pada tahun 1931. Di dalam bukunya, beliau menulis Candi Borobudur yang dibangun di atas sebuah danau purba, sehingga Candi Borobudur dapat disimbolkan seperti bunga teratai yang mengapung di atas kolam.

Hipotesis danau purba Nieuwenkamp tidak digubris oleh Van Erp yang menjadi pemimpin tim pemugaran Candi Borobudur pada tahun 1907-1991 oleh karena tidak didukung dengan bukti yang kuat. Untuk membuktikan hipotesis Nieuwenkamp tersebut, Dr. Ir. Helmy menggunakan bukti geologi dan toponim (asal mula penamaan daerah).

Bukti geologi yang digunakan Dr. Ir. Helmy adalah penemuan lempung hitam yang merupakan produk endapan danau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lempung hitam di sekitar Borobudur mengandung banyak pollen dari tanaman komunitas rawa atau danau, antara lain Commelina Cyperaceaea, Nymphaea stellata dan Hydrocharis, juga fosil kayu. Setelah diteliti dengan analisis radio karbon C-14, diketahui bahwa lempung pada bagian atas ini berumur 660 tahun. Singkapan lempung hitam terjauh memiliki jarak 8 (delapan) kilometer dari Borobodur, yang setelah didata menghasilkan perkiraan umur 1,000 (seribu) tahun.

Penemuan Lempung Hitam yang Merupakan Produk Endapan Danau
Penemuan Lempung Hitam yang Merupakan Produk Endapan Danau

Di sepanjang sungai sekitar Candi Borobudur terdapat banyak jalur air yang masuk ke arah sungai. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan litologi. Soil yang berada di atas endapan lempung hitam tidak dapat melolosakan air ke bawah karena sifatnya yang kedap lempung, sehingga banyak air yang keluar di sepanjang teras sungai pada batas litologi.

Terdapat pula interpretasi bahwa danau tersebut pada awalnya merupakan bagian dari laut yang terjebak. Alasan dari interpretasi ini adalah ditemukannya beberapa sumur yang berair asin di Desa Cadirejo, Sigug dan Ngasinan.

Candi Borobudur dipercayai dibangun pada sebuah bukit yang terbentuk karena timbunan endapan material volkanik dari gunung-gunung yang mengitarinya. Timbunan endapan material vulkanik tersebut terbawa oleh Sungai Pabelan dari Gunung Merapi, Sungai Elo dari Gunung Merbabu, dan Sungai Progo dari Gunung Sumbing dan Sindoro.

Sungai-sungai di sekitar Borobudur pada mulanya bermuara ke Danau Purba. Namun, oleh karena aliran sungai semakin lama semakin terbendung oleh material vulkanik, pada akhirnya danau ini mengering yang menyebabkan sungai-sungai tersebut mencari jalurnya sendiri hingga kini mengarah ke Laut Selatan.

Bukti toponim (asal mula penamaan daerah) menunjukkan bahwa banyak nama dusun dan desa yang menunjukan lingkungan perairan. Misalnya, Desa Bumi Segoro yang terletak di sebelah barat daya Borobudur, dapat diartikan sebagai: “bumi”, yang berarti daratan dan “segoro”, yang berarti laut atau danau. Selain itu, terdapat juga Desa Sabrang Rowo di sebelah selatan Borobudur, dimana “sabrang” berarti menyebrang dan “rowo” berarti rawa atau danau. Ada juga Desa Kapalan yang dipercayai sebagai desa penghasil kapal yang digunakan untuk menyebrang ke Borobudur.

Penelitian yang dilakukan Dr. Ir. Helmy dan Ir. Sutarto memiliki tujuan untuk memahami sejarah perkembangan lingkungan sekitar Borobudur. Sejarah ini dimulai dari awal terbentuknya, yakni dugaan air laut yang terjebak sehingga berkembang menjadi danau, hingga kemudian berubah menjadi rawa dan pada akhirnya menjadi sebuah daratan.

Lebih dari sekadar tempat wisata, Borobudur memberikan material yang menarik untuk diteliti dari sisi geologisnya. Penelitian yang telah dilakukan patut diapresiasi dan dijadikan pembelajaran. Acara ESK 23 ini tentunya menghasilkan manfaat yang sangat besar dan diharapkan dapat menjadi awalan dari banyak kegiatan menarik lain di Yogyakarta di masa mendatang.

FGMI mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Helmy Murwanto, M.Si. dan Ir. Sutarto, M.T., seluruh tim peneliti UPN, dan para peserta ESK 23 atas partisipasinya dalam kegiatan field trip Borobudur: Teratai di Tengah Danau. Sampai jumpa di ESK berikutnya!

Narasumber dan Peserta ESK-23 2016, Yogyakarta
Narasumber dan Peserta ESK-23 2016, Yogyakarta

Catatan ESK 22: Pengembangan dan Eksplorasi Geotermal di Indonesia

Pembicara dan Peserta ESK Berfoto Bersama
Pembicara dan Peserta ESK Berfoto Bersama

Jakarta, FGMI Online-Geotermal merupakan sumber energi alternatif yang memiliki sejarah panjang dalam hal pemanfaatannya. Geotermal sudah dimanfaatkan sejak zaman romawi untuk pemanas ruangan dan pemandian air panas. Kemudian pada tahun 1904, untuk pertama kalinya, dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik di lapangan geotermal Lardrello, Italia. Hingga pada akhirnya energi panas bumi mulai dikomersilkan pada tahun 1913.

Secara garis besar, pemanfaatan geotermal dibagi menjadi dua macam yaitu direct use dan indirect use. Direct use merupakan pemanfaatan geotermal secara langsung berupa pemandian air panas, pengering dan pemanas. Sedangkan indirect use merupakan pemanfaatan geotermal secara tidak langsung untuk pembangkit listrik.

Sistem geotermal yang ada di dunia dominan terletak di wilayah sekitar Ring of Fire yang berkaitan erat dengan pembentukan sistem geotermal. Negara-negara yang memiliki dan memanfaatkan potensi geotermal untuk pembangkit listrik adalah Negara Amerika utara dan latin, Iceland, sebagian kecil Eropa (Italia & Jerman), Jepang, Filipina, Kenya, Indonesia dan New Zealand. Sekedar informasi, lima negara dengan kapasitas listrik geotermal terbesar secara berurutan adalah USA, Filipina, Indonesia, Mexico, NewZealand.

Sistem geotermal yang ideal harus memiliki sumber panas, reservoar (fluida dan batuan permeabel), dan batuan penudung (clay cap). Sumber panas pada sistem vulkanik biasanya berupa batuan intrusi (sumber panas bergantung jenis sistemnya) yang mengalirkan panasnya secara konduktif ke reservoar. Di reservoar, fluida terpanaskan dan terjadi aliran panas konveksi. Akibatnya, fluida tersirkulasi di dalam reservoar dan sebagian kecil muncul ke permukaan melalui struktur geologi membentuk manifestasi permukaan. Fluida yang mengalir ke permukaan akan mengalami penurunan temperatur akibat tekanan dan suhu permukaan sehingga terbentuklah clay cap (terbentuk pada temperatur tertentu). Manifestasi utama yang merupakan penanda sistem geotermal di permukaan muncul dalam beberapa bentuk yaitu Fumarole, Solfatara, Steaming Ground, Warm Ground, Neutral Hot Spring dan Acid Hot Spring.

Sistem geotermal secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu Sistem Hidrotermal, Geopressured, Hot Dry Rock dan Magmatic System. Sistem hidrotermal merupakan sistem geotermal yang paling ideal untuk dimanfaatkan karena memiliki sumber panas yang terasosiasi dengan daerah vulkanik atau intrusi dan fluida sebagai media pembawa panas. Sistem geopressured merupakan sistem geotermal yang sumber panasnya berasal dari tekanan massa batuan di atas reservoar, sehingga sistem ini umumnya terdapat di daerah sedimen. Sistem Hot Dry Rock merupakan sistem yang memiliki sumber panas temperatur tinggi namun tidak memiliki fluida, biasanya di sebabkan oleh impermeabilitas batuan di sekitar sumber panas. Sistem magmatik merupakan sistem geotermal yang memanfaatkan magma secara langsung sebagai sumber panas. Ada banyak klasifikasi lain yang dilakukan terhadap sistem geotermal diantarnya berdasarkan Heat Flow (Konduksi dan koveksi), Entalpi (High entalpi, Moderate dan Low entalpi), Topografi (Flat dan High terrain) dan sebagainya. (Ajeng.Red)

Sistem geotermal Indoneisa letaknya berada di sekitar volcanic arc dengan susunan batuan tufa, breksi, andesit, basalt yang kekerasannya sedang sampai sangat keras. Reservoir geotermal terdiri dari H2O dan uap air dengan temperatur 230-330oC dan tekanan 35-150Ksc serta sifat cadangan yang sustainable. Teknologi pengeboran yang dapat dipakai untuk eksplorasi geotermal adalah pahat jenis insert, fluida bor water base mud dengan waktu pemboran biasanya 40 hingga 70 hari.

Secara garis besar, tahapan eksplorasi geotermal terdari 3 tahap utama yaitu tahap Eksplorasi (2 tahun), Development (2-3 tahun) dan Commercial (25-30 tahun). Para geosaintis (geologi, geokimia dan geofisika) memililiki peran paling besar pada tahap eksplorasi dan development. Untuk memperoleh well targeted yang baik tentu saja para geosaintis harus melakukan kolaborasi karena ketiganya memiliki peran yang sama penting dan saling membutuhkan. Secara umum, geologi berperan menentukan volcanic history, volcanic structures dan geothermal activity. Geokimia berperan untuk menentukan perkiraan suhu reservoar, water type, fluid flow dan jenis sistem reservoar. Geofisika berperan dalam menentukan struktur resistivitas, struktur densitas, geometri reservoar, kedalaman reservoar dan ketebalan reservoar.

Permasalahan utama yang dialami dalam melakukan pengembangan geotermal di Indonesia terletak pada masalah ekonomi dan regulasi. Permasalahan ekonomi terdiri dari tingginya biaya eksplorasi karena biaya eksplorasi seluruhnya ditanggung pengembang, harga jual yang tidak sesuai biaya eksplorasi dan perlunya negosiasi harga dengan PLN sebagai pembeli tunggal. Permasalahan regulasi yang sering terjadi di lapangan adalah izin berbelit keberbagai pihak dan tumpang tindih undang-undang tentang panas bumi dengan undang-undang kehutanan.

Indonesia diharapkan kedepannya dapat memiliki kapasitas listrik geotermal terinstal sebesar 7.1 GW pada tahun 2025 dan menjadi negara dengan pemanfaatan geotermal untuk listrik yang terbesar di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah diharapkan dapat mendukung dan membantu menyelesaikan permasalahan pengembangan geotermal di Indonesia.

FGMI melakukan Audiensi dengan Komite Eksplorasi Nasional (KEN)

Suasana diskusi FGMI dengan KEN
Suasana diskusi FGMI dengan KEN

Jakarta, FGMI Online – Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) melakukan audiensi dengan Komite Eksplorasi Nasional (KEN) di Jakarta, Jumat, 22 April 2016. Audiensi dipimpin langsung Ketua KEN Dr. Ir. Andang Bachtiar, MSc. dan didampingi Sekjen, Koordinator, dan staf Bidang Riset KEN, serta staf sekretariat KEN lainya. Dari FGMI dipimpin oleh Ketua FGMI, Aveliansyah didampingi Penasehat FGMI, Ketua, dan Pengurus Divisi Litbang, Pengurus Divisi SM IAGI, Pengurus Divisi IT dan Keanggotaan,  dan Pengurus Divisi Sosial Kemasyarakatan.

KEN menyatakan kesiapannya mendukung program peningkatan kompetensi geosaintis muda dan mahasiswa yang dilakukan FGMI. Selain itu, KEN sangat mendukung riset inovatif yang selaras dengan program prioritas yang dilakukan geosaintis muda. KEN adalah suatu institusi ad-hoc yang bertugas mempercepat dan menyelaraskan proses eksplorasi di industri ekstraksi.

Kegiatan audiensi dibuka Pak Andang dan kemudian dilanjutkan Ketua FGMI dengan dimulai perkenalan serta dilanjutkan presentasi hasil survei tentang “Tantangan Geosaintis Muda Indonesia di Masa Harga Minyak Dunia yang Rendah Saat Ini”. Saat presentasi disampaikan hasil survei, implikasi, serta rekomendasi.

Hasil survei yaitu:

1. 98% responden berpendapat harga minyak mentah dunia saat ini sangat rendah. Februari 2016, harga minyak menyentuh angka $33/barel (terendah dalam 15 tahun terakhir).
2. Beban pekerjaan bervariasi ada yang bertambah, tidak ada perubahan, dan berkurang. Sedangkan jumlah tim dalam setiap pekerjaan didominasi berkurang dalam kondisi tak ada perubahan terhadap jam kerja.
3. Dominan responden (65%) menyatakan tidak ada perubahan dan 32% responden menyatakan mengalami penurunan gaji. Akan tetapi 65% mengalami pengurangan tunjangan dan fasilitas yang diterima. Selain itu jumlah pelatihan dan fieldtrip serta program beasiswa berkurang.
4. Pemutusan hubungan kerja bertambah dan penerimaan lowongan kerja berkurang.
5. Berwirausaha di bidang non migas adalah antisipasi paling banyak dipilih (60%).
Implikasi:
1. Kemungkinan ke depan akan ada generation gap antara senior dan junior di satu perusahaan.
2. Terhambatnya proses eksplorasi yang diakibatkan oleh harga minyak mentah dunia yang rendah.
3. Munculnya kampus geologi baru (28 kampus) membuat supply SDM lebih banyak dibandingkan pembukaan lowongan kerja dari industri ekstraksi.
4. Peningkatan kompetensi yang terhambat sebagai akibat dari tidak ada/berkurangnya nya pelatihan dan fieldtrip.
Saran dari FGMI:
1. FGMI merekomendasikan agar setiap perusahaan migas dan tambang membuka lowongan magang untuk para lulusan terbaru.
2. FGMI mendorong pemerintah intensif melakukan penelitian geosain dan eksplorasi energi dengan melibatkan para geosaintis muda.
3. FGMI akan menggalakkan program Experience Sharing Knowledge (ESK) sebagai alternatif program kursus yang banyak di hilangkan dari perusahaan, serta menggandeng organisasi profesi/institusi lainnya untuk bekerja sama.
4. FGMI merekomendasikan agar setiap kampus menanamkan spirit geopreneurship terhadap para mahasiswanya.
5. FGMI mendorong setiap kampus untuk memperkuat bidang geologi kelautan, geologi teknik, dan geologi lingkungan agar para lulusannya siap untuk mengisi program pembangunan pemerintahan saat ini.

FGMI dalam kesempatan ini juga mengharapkan adanya dukungan dari KEN dalam bentuk institusi/personal netwok, pemakain ruangan, dan pemateri dalam pelaksanaan Eksperience Sharing Knowledge (ESK) atau kegiatan pengembangan kemampuan geosaintis. Selain itu juga FGMI mengharapkan adanya riset/eksplorasi yang melibatkan geosaintis muda.

Pak Andang menyatakan kesiapan KEN dalam mendukung kegiatan ESK yang diadakan FGMI. Mengenai riset/eksplorasi perlu dimulai dengan memahami istilah riset dan eksplorasi adalah suatu bentuk kegiatan sama. Sehingga dengan pemahaman itu kegiatan eksplorasi/riset tidak lah harus mahal. Riset berarti menemukan data/hasil yang baru, tidak hanya selalu terpaku oleh data seismik dan sumur.

Riset dasar geologi dan teknologi sangat dibutuhkan saat ini. Sebagai contoh riset tektonik indonesia, riset model sedimentologi khas Indonesia, riset teknologi untuk pencitraan geologi bawah permukaan di bawah/di antara endapan gunung api yang sangat banyak ditemukan di Indonesia. Tema riset eksplorasi yg menjadi fokus KEN dalam bidang migas yaitu gas biogenik, Petroleum system di daerah volkanogenik dan sub-volkanik, shale gas/oil,dan batuan pra-Tersier di Indonesia bagian barat. 

Perwakilan FGMI bersama dengan KEN
Perwakilan FGMI bersama dengan KEN

 

Generasi muda sangat diperlukan untuk menyukseskan program riset di Indonesia. Ide yg out of box dan hasil penelitian inovatif mudah keluar dari dari kepala pemuda/pemudi. Sehingga program riset dari FGMI perlu disinkronisasi dengan kebutuhan riset kebumian nasional. 

Selain bidang migas, di KEN juga terdapat bidang geothermal dan bidang minerba. Dalam bidang minerba dari Mas Gayuh Putranto (Penasehat FGMI) mengusulkan adanya suatu database online yang terbuka yang bisa diinput secara berjamaah semacam wikipedia.

Di bidang pengembangan mahasiswa geosain diusulkan untuk memperkuat riset khas Indonesia dan tidak sekedar memakai text book yang diadopsi dari penelitian di luar negeri. Selain itu untuk para geosaintis muda dan mahasiswa sangat perlu dibekali dan diperdalam kemampuan geopreneur, yaitu kemampuan wirausaha yang berdasarkan atas kecintaan dan keahlian terhadap cabang ilmu kebumian sehingga dapat memiliki nilai ekonomis.

FGMI Experience Sharing Knowledge (ESK) ke-21

IMG_1159

Jakarta, FGMI Online – Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) kembali menyelenggarakan Experience Sharing Knowledge (ESK) pada hari Sabtu, 2 April 2016, dan bertempat di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. ESK merupakan acara bertukar ilmu yang rutin diadakan oleh FGMI dan dihadiri oleh para professional muda serta mahasiswa di bidang geosaintis.

ESK kali ini menghadirkan dua pembicara yang membahas mengenai isu-isu terbaru di bidang geosaintis. Pembicara pertama adalah Ketua FGMI, Aveliansyah, yang membahas mengenai “New Perspective of North West Java Basin”, dilanjutkan oleh Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan FGMI, Prihatin Tri Setyobudi dengan topik “Aplikasi Geologi Permukaan dan Model Sedimentologi untuk Eksplorasi Migas”.

Dalam presentasi yang pertama, Aveliansyah, Geologist Ekplorasi di PHE ONWJ menjelaskan mengenai studi mengenai North West Java Basin. Studi lanjutan di ONWJ menunjukkan bahwa terdapat reservoir yang berusia lebih tua dibandingkan Talang Akar. Reservoir ini diindikasikan sebagai sediman yang kebanyakan dapat diinterpretasikan sebagai basement. Basement yang berumur cretaceous pada cekungan ONWJ membutuhkan studi lanjutan supaya dapat memetakan keberadaan basement yang sebenarnya ada di cekungan ini. Berbagai pertanyaan mengenai reservoir dan diagenesis turut diajukan oleh peserta.

Pada sesi yang berikutnya, Prihatin Tri Setyobodi dari GDA Consulting menjelaskan mengenai pemeteaan geologi permukaan terintegrasi di Kutai Hulu dan studi model lingkungan pengendapan modern cekungan lisu Danau Singkarak untuk eksplorasi migas. Keseluruhan diskusi berlangsung menarik dan interaktif dan para partisipan turut aktif mengajukan berbagai pertanyaan kritis serta masukan yang membangun mengenai topik yang dipresentasikan oleh para pembicara.

Di akhir ESK, terdapat presentasi mengenai survei tentang pengaruh harga minyak dunia saat ini terhadap pekerjaan para geosaintis muda Indonesia. Survei dilakukan dalam bentuk kuesioner yang dipubilkasikan di website resmi FGMI pada 28 Februari hingga 1 Maret 2016. Hasil survei menunjukkan lesunya industri migas dan dampak negatif yang muncul terhadap berbagai aspek beban kerja. Di sisi implikasi mengenai pekerjaan geosaintis muda, meningkatnya supply sarjana geosaintis baru telah membuat semakin kompetitifnya persaingan di industri karena tidak diimbangi dengan jumlah demand yang malahan cenderung menurun. FGMI merekomendasikan pembukaan pelatihan magang, mendorong agar pemerintah menggalakan proyek penelitian eksplorasi energi yang melibatkan geosaintis muda, dan penanaman spirit geopreneurship.

Pengadaan ESK berikutnya diharapkan untuk membawa materi yang signifikan dan berwawasan, tidak hanya dari segi teknikal, melainkan juga untuk mendorong geopreneurship. FGMI mengucapkan banyak terima kasih kepada para pemateri dan peserta atas kehadiran dan partisipasi aktifnya dalam ESK 21 sehingga acara dapat berjalan lancar dan banyak materi edukatif yang didapat. FGMI juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Komite Eksplorasi Nasional (KEN) dan ESDM atas izin penggunaan gedung, juga kepada GDA Consulting dan PHE ONWJ. atas dukungannya sebagai pembicara. (cw/lm)

Sampai bertemu di ESK yang berikutnya!

Salam Geosaintis Muda Indonesia.

ESK ke-20 : Applied Rock Physics for Exploration and Development

Foto bersama pembacara dan seluruh peserta FGMI ESK ke-20
Foto bersama pembacara dan seluruh peserta FGMI ESK ke-20

Jakarta, FGMI Online – Sabtu (27/2) pagi, puluhan orang berkumpul di PT Lapindo Brantas. Banyak diantara mereka menenteng komputer jinjing. Dengan wajah serius mereka berbaris antri. Sebagian besar mereka berusia muda. Mereka adalah peserta Experience Sharing Knowledge (ESK) ke-20 yang diadakan oleh Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI). ESK kali ini mengangkat topik tentang Applied Rock Physics for Exploration and Development dengan pembicara Leonard Lisapaly (Genting Oil). Pembicara yang akrab disapa Pak Leo ini merupakan salah satu pionir rock physics di industri migas Indonesia.

Acara dibuka dengan sambutan oleh ketua panitia ESK ke-20 Muhammad Arifai, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua FGMI Aveliansyah. Kemudian Pak Leo membuka sesi acara utama dengan terlebih dahulu memperkenalkan teori-teori dasar seismik dan rock physics. Dari penjelasan beliau dijelaskan bahwa ilmu rock physics merupakan jembatan antara petrofisika yang berbasis log sumur dan seismik yang berbasis prinsip-prinsip geofisika. Dengan kata lain, rock physics akan menghasilkan prognosis litologi dan hidrokarbon pada sumur seperti hasil analisis petrofisika, namun dengan menggunakan data seismik. Materi ESK kali ini terbagi atas 4 segmen yaitu Introduction, Basic Seismology, Rock Physics Application, dan Fluid Subtitution. Diskusi selama sesi acara berlangsung sangat seru. Pak Leo juga banyak memberikan kuis-kuis kecil untuk menantang pemahaman para peserta.

Lebih jauh peserta diajak untuk mencoba memodelkan response amplitude dari berbagai skenario kontras litologi yang berasal dari keadaan riil lapangan dan mempelajari jebakan-jebakan yang bisa ditemui. Misalnya bahwa tidak selalu strong amplitude diartikan sebagai indikator hidrokarbon, justru hal tersebut dapat dicurigai sebagai kontras sand-coal, atau efek tuning. Pemahaman teori yang kuat dan pengalaman luas dari Pak Leo menginspirasi para geosaintis muda untuk kembali mempelajari teori-teori dasar picking dan lebih berhati-hati dalam berasumsi. Terdapat pula beberapa latihan rock physics dengan tujuan modeling substitusi fluida yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab.

Semua peserta merasa puas dengan ilmu yang sangat bermanfaat dari Pak Leo yang membuka mata para geosaintis muda tentang pentingnya rock physics dalam industri migas. Acara ditutup dengan penyerahan momento oleh ketua divisi litbang dan foto bersama. FGMI mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam acara ini, diantaranta PHE ONWJ, PHE WMO, PT Lapindo Brantas dan RockWave. Dan tidak lupa disampikan terimakasih kepada Pak Leonard Lisapaly. Hobi dan pengalaman beliau dalam mengembangkan open source. Hal ini memberikan inspirasi yang sangat bagus kepada para geosaintis muda yang melakukan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas tentang salah satu solusi untuk menghemat biaya eksplorasi dalam hal pembelian software ditengah harga migas dunia yang sedang di bawah.(sh/aa)

Gambar : Pembicara menerangkan konsep inversi seismik dan aplikasinya terhadap rock physics
Gambar: Suasana acara ESK dimana peserta sangat antusias mengikuti acara

FGMI Basement Fractured Reservoir Course di UPN Yogyakarta

Langit Yogyakarta pagi itu begitu cerah, lebih kurang 60 mahasiswa geologi dan geofisika sudah berkumpul di Gedung Frederik Lasut, Kampus UPN Veteran Yogyakarta. Hari itu sedang diadakan acara kuliah tamu yang dihadiri oleh Aveliansyah (Ketua FGMI) atas undangan dari American Association of Petroleum Geologist (AAPG) dan Society of Exploration Geophysicist (SEG) UPN Student Chapter.

Pukul 08.15 WIB acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan kuliah tentang Basement Fractured Reservoir. Di awal presentasi, Aveliansyah menyampaikan sejarah migas nasional, kondisi saat ini, serta tantangan para ahli kebumian kedepannya untuk menemukan cadangan migas nasional yang baru. Di hadapan para mahsiswa tersebut Avel menyampaikan bahwa tantangan mereka ke depan mulai mengarah kepada unconventional play, salah satunya adalah Basement Fractured Reservoir.

Tiga poin utama yang disampaikan tentang konsep basement fractured reservoir meliputi definisi, klasifikasi, dan cara mendeteksinya. Dari pendapat berbagai ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi Basement Fractured Reservoir adalah semua batuan beku dan metamorf yang diselimuti oleh sedimen diatasnya secara tidak selaras, yang memiliki kemampuan untuk menyimpan dan melalukan fluida hidrokarbon. Untuk mendeteksinya bisa menggunakan data sumur (Image log, Core, ROP, Loss Circulation, Oil show, Total gas) dan data seismik (multiatribut: coherence, dip azimuth, curvature, variance, dan lain-lain).

Sesi diskusi berlangsung sangat dinamis, para peserta yang juga datang dari berbagai kampus geologi Yogyakarta sangat antusias dalam melemparkan pertanyaan kepada pemateri. Pukul 12.00 WIB acara kuliah tamu selesai, dan ditutup dengan sesi foto bersama.

Foto-foto kegiatan FGMi course tentang Fractured Basement Reservoir di UPN "Veteran Yogyakarta
Foto-foto kegiatan FGMi course tentang Fractured Basement Reservoir di UPN “Veteran Yogyakarta

Menapaki Situs Peradaban Gunung Padang

FGMI mengadakan acara yang mengkombinasikan antara kegiatan belajar di lapangan dengan kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian FGMI terhadap lingkungan, dan pengabdian masyarakat. Acara ini bertajuk “Jelajah Nusantara : Menapaki Situs Peradaban Gunung Padang”. Pemateri acara ini adalah Dr. Ali Akbar dan Dr. Danny Hilman yang merupakan anggota Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang. Dr. Ali Akbar juga merupakan penulis buku Situs Gunung Padang : Misteri dan Arkeologi.

Peserta acara ini, tidak hanya dari Jabodetabek saja, namun dari Semarang, Bandung, bahkan 2 peserta berasal dari Malaysia. Para peserta merupakan mahasiswa, dosen, peneliti di bidang geologi/geofisika, dan masyarakat umum.

Dr. Ali Akbar dan Dr. Danny Hilman menjelaskan bahwa beberapa survey telah dilakukan dengan beberapa metode, seperti: pengeboran, geolistrik, georadar, seismik tomografi, dan foto udara, untuk mempelajari lebih detail tentang situs misterius ini. Berdasarkan survey diatas, Gunung Padang memiliki 5 teras yang memiliki tatanan dan fungsi berbeda.

Peserta dengan serius memperhatikan paparan dari Dr.Ali Akbar
Peserta dengan serius memperhatikan paparan dari Dr.Ali Akbar

Kegiatan tidak hanya belajar tentang Gunung Padang saja, namun FGMI juga ingin mengangkat dan melestarikan kebudayaan daerah setempat, serta mengenalkan situs Gunung Padang ke masyarakat luas. Malam kesenian itu diisi dengan Pencak Silat Rampak Gendang yang merupakan pencak silat tradisional Jawa Barat, dan diiringi musik tradisional khas Jawa Barat.

Malam kesenian
Malam kesenian

Hari kedua, Minggu, 20 September 2015, FGMI Jelajah Nusantara mengajak anak anak yang berasal dari tiga Sekolah Dasar di desa setempat. FGMI bekerjasama dengan Forum Indonesia Mendongeng menyelenggarakan acara dongeng dan pemberian materi tentang tanah longsor, yang bertajuk “Saurus dan Tata Tanah”. Setelah mendapatkan materi tersebut, pemahaman anak-anak dievaluasi kembali melalui permainan dan pemberian buku dongeng dengan illustrator Citta Widagdo.

Tidak sampai disitu, pengabdian masyarakat FGMI dan tim Si Bumi (Siaga Bencana Untuk Masyarakat Indonesia) juga dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada warga setempat tentang mitigasi bencana tanah longsor. Acara ini bertujuan supaya warga sadar dengan kondisi bahaya tanah longsor Berdasarkan pengamatan dilapangan, terdapat beberapa titik rawan longsor disekitar situs megalitik Gunung Padang. Bibit pohon dan poster tanggap bencana longsor juga diberikan kepada masyarakat sebagai wujud kepedulian kami terhadap bahaya geologi.

Keceriaan anak-anak mendengarkan dongeng dari Forum Indonesia Mendongeng
Keceriaan anak-anak mendengarkan dongeng dari Forum Indonesia Mendongeng
Sosialisasi mitigasi bencana tanah longsor bersama warga desa karyamukti
Sosialisasi mitigasi bencana tanah longsor bersama warga desa karyamukti

FGMI Talk: yang Muda, yang Berkarya

FGMI Talk 1

Balikpapan, Oktober 2015 – Bulan Oktober 2015 kemarin, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) mengadakan perhelatan besar tahunan, yang pada tahun ini bekerjasama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), dan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gasbumi Indonesia (IAFMI) menyelenggarakan acara Join Convention Balikpapan (JCB) 2015.

Memanfaatkan momen langka tersebut, FGMI menggunakan kesempatan tersebut dan mengumpulkan anak-anak muda inspiratif untuk berbagi cerita dengan anak muda lainnya. Acara tersebut dinamakan dengan “FGMI Talk: yang muda, yang berkarya”.

Rabu, 7 Oktober 2015, bertempat di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, lebih kurang 80 anak muda berkumpul di Mirror Room untuk menghadiri acara diskusi interaktif dengan para pemuda pilihan. Acara dibuka dengan sambutan FGMI, Aveliansyah, dilanjutkan oleh sambutan Ketua HAGI Bapak Dicky Rahmadi yang sekaligus memberikan pemaparan tentang kondisi dan tantangan dunia migas indonesia. Sebagai penutup sambutan, Ketua IAGI Bapak Sukmandaru juga memberikan presentasi singkat mengenai kondisi dunia pertambangan Indonesia.

Didit Putra yang bertindak sebagai moderator segera mengundang 4 orang pembicara untuk duduk ke depan, lalu mempersilahkan mereka satu per satu untuk menyampaikan materi. Pembicara pertama adalah Julianta Parlindungan, beliau adalah salah satu anak muda yang sangat aktif berkontribusi memajukan ilmu kebumian nasional, dia merupakan pendiri dari Komunitas Petrophysic Indonesia, aktif di Young Profesional IATMI, dan Dewan Penasihat FGMI. Bang Jul (sapaan akrab beliau) menebarkan semangat nasionalisme kepada para peserta, ia juga mengajak anak-anak muda untuk terus berkarya sejak dari bangku kuliah. Pembicara kedua adalah Dwandari Ralanarko, ia adalah pendiri dari Geotour Indonesia yang aktif mempromosikan geotourism di Indonesia. Beliau menceritakan pengalamannya mendirikan GeotourID, serta beberapa aktivitas yang telah dilakukannya, ia juga mengajak para peserta untuk tergabung kedalam geomates sehingga bisa terkoneksi satu sama lain.

Pembicara ketiga adalah Ryan Cahya Rohmana, salah satu pencetus lahirnya Geotage, yaitu sebuah aplikasi smartphone yang bisa mendokumentasikan foto-foto geologi dengan baik. Ryan menceritakan bagaiman system kerja dari aplikasi ini, dan beberapa peserta juga sudah mengunduh aplikasi ini di smarphone mereka sehingga ketika Ryan memberikan kuis, banyak peserta yang bisa menjawab. Pemateri terakhir adalah Tokoh Dongeng Geologi Indonesia, yang juga merupakan Dewan Penasihat IAGI, yaitu Bapak Rovicky Dwi Putrohari. Pakdhe Rovicky (sapaan akrab beliau) mengajak anak muda untuk kreatif dalam menghadapi tantangan di masa depan yang semakin sulit, dan kita juga harus memanfaatkan bonus demografi pada rentang tahun 2020-2030 dimana penduduk dengan usia produktif akan mendominasi populasi penduduk negara ini.

FGMI Talk 4
FGMI Talk 2
FGMI Talk 5
FGMI Talk 3

 

Lomba Web SM-IAGI 2014

Pemenang Lomba Web SM-IAGI 2014
Para pemenang Lomba web SM-IAGI 2014. (FGMI Doc)

Jakarta, FGMI Online – Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) telah berhasil menyelenggarakan Lomba Web antar Seksi Mahasiswa (SM-IAGI) 2014. Kegiatan yang bertujuan memacu kegiatan kemahasiswaan yang berhubungan dengan kondisi geologi Indonesia serta meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi serta keberlanjutan pembaharuan situs web IAGI tersebut diikuti oleh SM-IAGI seluruh Indonesia. Dalam kegiatan ini setiap SM-IAGI yang berapa di beberapa universitas di Indonesia diwajibkan membuat dan mengisi website resmi mereka. Selama kegiatan ini peserta tampak sangat antusias Hal ini dapat tercermin dari tampilan website serta isi yang digarap dngan profesional dan penuh kreatifitas.

Setelah melalui penjurian yang ketat, maka didapatkan tiga penenang utama yang berhak mendapatkan tambahan pendanaan anggaran kegiatan untuk tahun 2015. Para pemenang tersebut antara lain sebagai berikut:
1. SM IAGI UNG sebesar 10 juta, sehingga dapat mengajukan maksimal anggaran tahun 2015 sebesar 15 juta
2. SM IAGI ITB sebesar 7.5 jt, sehingga dapat mengajukan maksimal anggaran tahun 2015 sebesar 12.5 juta
3. SM IAGI STT MIGAS sebesar 5 jt, sehingga dapat mengajukan maksimal anggaran tahun 2015 sebesar 10 juta.

Ucapan selamat diberikan kepada para pemenang. Diharapkan website yang telah dirintis dapat terus berkembang dan memberi manfaat yang besar bagi dunia geosain Indonesia. Juga bagi peserta yang lainnya diharapkan untuk tidak patah semangat, masih ada kesempatan tahun depan. Maju terus geosain Indonesia.

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id