Pemuda Indonesia : Sejarah, Tantangan, dan Harapan

sumber gambar: jupiterimages

Pemuda Indonesia Penggerak Perubahan
Tanggal 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia bersumpah bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, merupakan momentum awal lahirnya bangsa Indonesia. Tahun 1945, para pemuda menculik Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, sehingga Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Tahun 1966, pemuda bernama D.N. Aidit beserta koloninya yang tergabung dalam PKI berhasil menjatuhkan presiden Soekarno, begitupun pada tahun 1998, pemuda yang dikomandoi oleh mahasiswa seluruh Indonesia berhasil menggulingkan Soeharto dari singgasananya.Sejarah mencatat bagaimana pemuda Indonesia menjadi penggerak terjadinya perubahan di negeri ini, negeri yang memiliki 17.504 pulau, negeri dengan luas 7,4 juta km2, negeri dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, negeri yang memiliki kekayaan uranium yang dapat menerangi seluruh dunia, negeri yang memiliki 40% cadangan geothermal dunia, negeri yang hutannya merupakan paru-paru dunia, negeri yang sangat kaya akan sumber daya alam, dan juga sumber daya manusia-nya.
Jika kita kembali ke masa sekarang, tengoklah televisi dan bacalah koran pagi ini, pasti tidak akan jauh dari berita-berita seputar kasus korupsi para pejabat negara, kasus perselingkuhan ataupun foto/video panas artis-artis ibukota, kasus kecurangan pemilu, dan berita busuk lainnya. Sejalan dengan itu, semakin banyak pula masyarakat yang apatis terhadap kondisi negeri ini. Gerakan pemuda yang selama ini selalu menjadi motor penggerak perubahan negeri ini juga berjalan tanpa arah, lihat saja tawuran dan kerusuhan yang dibuatnya, lihat juga bagaimana geng motor dan premanisme semakin meresahkan ibukota, negeri ini merindukan generasi pemuda yang menularkan energi positif untuk perubahan Indonesia yang lebih baik.

Forum Geosaintis Muda Indonesia
Mungkin akan terlalu jauh jika membicarakan tentang perubahan Indonesia, akan tetapi bukankah perubahan besar itu merupakan akumulasi dari perubahan-perubahan kecil yang kita buat? A journey of a thousand miles begins with a single step. Jika kita kerucutkan lagi ruang permasalahannya, maka kita akan sampai pada bidang keilmuan kita yaitu geologi. Sejauh apa peran geologiawan Indonesia dalam pembangunan di Indonesia belum bisa saya nilai karena memang saya baru saja menekuni dunia ini, akan tetapi yang bisa saya lihat dan rasakan adalah bahwa sekarang ini geologi sudah tidak begitu asing di mata masyarakat luas, sekarang ini masyarakat sudah tahu tentang geologi, wartawan juga sudah mengerti siapa yang harus dimintakan pendapatnya ketika masalah terkait geologi ini terjadi, tentunya hal ini tidak lepas dari fenomena semburan lumpur di sidoarjo, gempa dan tsunami di aceh, serta yang terbaru ini adalah gunung pyramid yang menghebohkan itu.
Lalu bagaimana kondisi pemudanya saat ini? Ketika kami buka database anggota IAGI, terdapat 476 orang anggota muda IAGI (berumur 30 tahun kebawah), tentunya ini bukan jumlah yang sedikit. Para pemuda ini harus diberikan ruang untuk mengapresiasikan ide dan pemikiran mereka, karena jarang sekali terlihat geologiawan muda ini aktif berdiskusi di milist IAGI, ataupun aktif di kegiatan IAGI lainnya, bahkan ketika ulang tahun IAGI di bandung kemarin bisa dihitung dengan jari geologiawan muda yang hadir disana. Ketika masih menjadi mahasiswa, mereka memiliki ruang untuk berkreasi, mereka memiliki wadah untuk bersilaturahmi, bahkan berkontribusi untuk negeri, wadah itu bernama PERHIMAGI (Persatuan Himpunan Mahasiswa Geologi Indonesia). Akan tetapi setelah kawan-kawan aktivis PERHIMAGI ini lulus kuliah, banyak dari mereka yang seakan hilang tak lagi berkontribusi, bukan karena idealisme yang luntur, akan tetapi banyak dari mereka yang tidak memiliki ruang untuk berkarya. Seakan ada jurang pemisah antara mahasiswa geologi dengan geologiawan senior, dimana peran geologiawan muda masih belum tampak, sehingga dibutuhkan jembatan penghubung yang bisa men-sinergi-kan hubungan antara mahasiswa, geologiawan muda, dan geologiawan senior.
Pada tanggal 25 Maret 2012, atas inisiasi ketua IAGI (Pakdhe Rovicky Dwi Putrohari) maka berkumpulah 8 orang geologiawan muda untuk menyusun program pembangunan “jembatan penghubung” tadi, sehingga dibentuklah Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) yang berada dibawah IAGI, forum ini bertujuan untuk menjadi sebuah wadah bagi generasi muda yang berprofesi dalam dunia ilmu kebumian untuk dapat berkumpul, mengemukakan pendapat dan saling bertukar informasi.

Kompetensi dan Karakter
Harapan kami tentulah tinggi terhadap forum ini, karena kami percaya bahwa pencapaian yang besar harus diawali oleh impian yang besar pula. Menjadi tuan rumah di negeri sendiri menjadi cita-cita kami, untuk mencapai itu tentunya yang dibutuhkan adalah ahli geologi yang mumpuni secara kompetensi, dan memiliki karakter yang kuat. Dua hal tersebut yang akan menjadi pegangan dalam setiap aktivitas FGMI kelak, yaitu meningkatkan kompetensi, serta menumbuhkan karakter yang kuat.
Knowledge is power, but character more than it. Kompetensi sudah dipelajari sedari kita masih di bangku kuliah, pun setelah lulus kita masih diberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi keilmuan kita oleh kantor tempat bekerja, akan tetapi yang sering terlupakan adalah pembangunan karakter. Meminjam istilah Erie Sudewo dalam bukunya character building, “Kompetensi ibarat mendirikan tangga untuk menuju kesuksesan, akan tetapi Karakter-lah yang menentukan apakah tangga itu telah bersandar di tempat yang benar”.
Sudah lebih dari 1 bulan sejak dari pertemuan pertama tersebut, saat ini 8 orang tersebut (yang disebut sebagai tim formatur) masih terus bekerja untuk menyusun pondasi dan kerangka bangunan yang kokoh untuk FGMI ini, serta men-sosialisasi-kan FGMI di kalangan mahasiswa dan professional geologi lainnya, sampai nantinya FGMI ini secara resmi akan diproklamirkan pada acara PIT IAGI 2012 di Yogyakarta besok dimana pada saat itu pula diharapkan kepengurusan FGMI resmi dibentuk. Doa, dukungan, kritik, dan saran yang membangun tentunya menjadi harapan kami untuk menjadikan FGMI ini lebih bermanfaat kedepannya. (av/aa).

Salam,
Aveliansyah
Tim Formatur FGMI
Exploration Geologist PHE ONWJ

admin

Administrator website FGMI. Email : sekretariat@fgmi.iagi.or.id

Leave a comment

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id