Fieldtrip GeoSC 2018 : Mengenal Geologi Malang Selatan Bersama Handoko Teguh Wibowo

Kegiatan filedtrip geologi Malang Selatan merupakan rangkaian acara dari kegiatan Geostudent Competition (GEOSC) 2018 yang dilaksanakan pada hari Jumat, 23 November 2018. Adapun lokasi yang dijadikan field trip kali ini berada di daerah Malang Selatan dengan variasi geologi yang komplek namun menarik. Ada 3 (tiga) stopsite terpilih yang akan dijadikan objek pengamatan. Stopsite 1 berada di puncak Argo Tirto, stopsite 2 yaitu singkapan pyrophilite di lokasi penambangan tradisional dan stopsite terakhir di Pantai Ungapan. Dalam kegiatan filedtrip tersebut di pandu oleh bapak Handoko Teguh Wibowo yang merupakan dosen di Jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi Adhitama Surabaya sekaligus ketua Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (Pengda IAGI) Jawa timur. Kegiatan filedtrip diawali dengan melakukan briefing sekaligus memberikan arahan mengenai lokasi fieldtrip dan mempersiapkan perlengkapan peserta yang dilaksakan oleh panitia fieldtrip. Perjalanan dari penginapan menuju lokasi stopsite pertama memerlukan waktu ± 45 menit, dimana stopsite pertama berada di lokasi penambangan batugamping tradisional. Lokasi ini berada di puncak bukit dengan singkapan batuan berupa batugamping ekuivalen Formasi Wonosari disamping itu kita bisa melihat kontras topografi sebagai indikasi sesar naik serta kenampakan gawir sesar. Pada lokasi ini kita bisa melihat ke arah utara berupa morfologi  tinggian Blitar, komplek Gunung Arjuna dan Gunung Semeru.  Di stopsite pertama ini pak Handoko memberikan arahan kepada peserta untuk mengamati sekeliling singkapan selama kurang lebih 10 menit. Peserta diberikan waktu mengobservasi dan mengamati fenomena geologi yang terjadi baik berupa struktur geologi, struktur sedimen maupun morfologi disekitarnya. Setelah mengumpulkan beberapa hasil pengamatan, peserta diajak berdiskusi oleh pemateri dan sekaligus menjelaskan kondisi geologi didaerah Argo Tirto berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peserta dan pemateri. Pak Handoko menceritakan bagaimana kondisi tektonik sedimentasi yang berlangsung dan membentuk pegunungan di selatan Malang tersebut, yang dimana dulunya merupakan cekungan belakang busur (back-arc) yang mengendapkan batuan vulkanik klastik dan batugamping ekuivalen F. Wonosari lalu di kala plio-pleistosen mengalami kompresi kuat sehingga terangkat seperti saat ini. Beliau juga menceritakan bagaimana batugamping pada singkapan tersebut terbentuk yang tumbuh pada tinggian-tinggian gunungapi purba pada kala Miosen yang pada saat itu kondisi cekungan Malang Selatan mengalami genang laut secara keseluruhan dan dengan tidak adanya aktivitas gunungapi menyebabkan batugamping atau batuan karbonat tersebut tumbuh baik dan melampar luas diatasnya. Selain menjelaskan mengenai tektonik-sedimentasi cekungan Malang Selatan beliau juga menjelaskan mengenai kondisi kota Malang yang dimana secara geomorfologi diapit oleh pegunungan dan gunungapi muda yang dapat dilihat langsung dari lokasi tersebut.

Foto 1. Briefing dan berdoa bersama sebelum melakukan field trip
Foto 2. Peserta sedang mendengarkan penjelasan mengenai tatanan tektonik di stopsite 1
Foto 3. Sesi diskusi setelah eksplorasi lapangan di stopsite 1 antara peserta dengan pemateri
Foto 4. Penjelasan dari pemateri tentang singkapan batuan, tektonik regional dan sedimentasi di stopsite 1

Setelah sekitar satu jam berada di stopsite 1, selanjutnya peserta melanjutkan perjalanan menuju stopsite kedua, kurang lebih 20 menit dari stopsite pertama. Sekitar pukul 10.05 WIB peserta tiba di stopsite kedua yang merupakan bekas penambangan rakyat. Sama seperti sebelumnya pak Handoko memberikan kesempatan kepada setiap peserta fieldtrip untuk mengamati singkapan dan sekelilingnya selama kurang lebih 10 menit. Peserta cukup antusias dalam mengamati singkapan mulai dari mengamati adanya sill, adanya perubahan warna pada batuan, struktur geologi hingga kondisi mineral batuan. Peserta melakukan pengamatan baik secara individu maupun berkelompok namun tak jarang peserta saling bertanya satu sama lain untuk mendiskusikan fenomena geologi yang mereka lihat. Setelah berakhir kegiatan observasi, peserta dan pemateri berdiskusi dan mengamati bersama singkapan batuan tersebut. Dari hasil pengamatan pak Handoko menceritakan bahwasanya singkapan yang dilihat tersebut merupakan singkapan pyrophilite yaitu merupakan salah satu batuan metamorf dengan tingkat rendah (meta-sediment) atau yang sering dikenal denhgan low-grade metamorphic rocks. Beliau menceritakan kondisi tersebut diakibatkan oleh pengkayaan mineral dan kontak secara langsung dengan intrusi batuan beku yang teramati dari tingkat dan perubahan jenis-jenis batuan alterasi pada lokasi tersebut. Bila diamati lokasi tersebut terdapat banyak patahan dan rekahan sehingga menyebabkan daerah tersebut mudah untuk dilalui oleh aliran hydrothermal yang menghasilkan perubahan warna akibat dari alterasi batuan, selain itu dari pengamatan struktur dilapangan terlihat beberapa patahan yang menunjukan pergerakan naik, yang dimana kondisi tersebut merepresentasikan keadaan tektonik kompresi yang kuat yang menyebabkan terangkatnya Malang Selatan. Di stopsite ini pak Handoko memberikan tugas untuk peserta yakni memotret kondisi geologi ataupun sketsa geologi yang menggambarkan keadaan geologi di lokasi tersebut, nantinya akan dipilih photo ataupun sketsa terbaik yang akan diberikan hadiah berupa kompas geologi.

Foto 5. Peserta mendengarkan penjelasan dari pemateri di stopsite 2
Foto 6. Peserta mengamati dan menganalisa singkapan batuan yang teralterasi di stopsite 2
Foto 7. Foto bersama peserta dengan pemateri

Pada pukul 11.10 WIB rombongan fieldtrip melanjutkan perjalanan menuju masjid untuk melaksanakan ibadah sholat jumat dan sekaligus untuk istirahat makan siang. Setelah istirahat makan siang rombongan kembali melanjutkan perjalan ke stopsite ke-3 yakni di pantai Ungapan yang ditempuh dengan waktu ± 40 menit dari stopsite 2. Di sepanjang perjalanan menuju stopsite ke-3 teramati banyak singkapan batugamping yang menunjukan suksesi lapisan yang baik dan jajaran conical hill sebagai penanda khas kawasan geomorfologi karts. Setibanya di stopsite ke-3 di Pantai Ungapan peserta diberikan penjelasan mengenai kondisi sedimentasi modern yang berlangsung di lokasi tersebut dan kaitannya dengan kondisi-kondisi geologi di Malang Selatan sekaligus merangkum kegiatan fieldtrip dari stopsite pertama yang berada di bagian utara hingga terakhir diselatan, sehingga peserta mendapatkan puzzle  geologi yang cukup lengkap mengenai proses tektonik-sedimentasi di Malang Selatan. Kegiatan fieldtrip diakhiri dengan penyerahan momento oleh ketua panitia GEOSC 2018 dan photo bersama peserta dan pemateri di depan Pantai Ungapan.

Foto 8. Stopsite 3 Pantai Ungapan

Daerah pegunungan Malang Selatan sendiri merupakan daerah yang sangat baik sebagai tempat kuliah lapangan dimana menyajikan secara baik singkapan batuan, baik itu singkapan hasil penambangan maupun bekas pemotongan jalan (cut-road), selain itu kondisi geologinya menawarkan cerita yang luar biasa yang dapat merepresentasikan kondisi geologi di selatan jawa sehingga dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa kebumian yang ingin mempelajari geologi pulau Jawa.

Admin2 FGMI

Leave a comment

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id