Berita Dunia Geosaintis

Selayang Pandang Tanah Jo Kincai : Potensi Geowisata dan Mitigasi Bumi Sakti Alam Kerinci

Kerinci merupkan suatu wilayah berbagai bentukan alam khas geologi seperti kawah gunung api, sungai dan air terjunya, goa dan lain dengan berbagai keunikanya semua dimiliki kerinci sebagai sebuah anugerah potensi wisata geologi yang sangat melimpah. Namun Kerinci memiliki potensi bencana gunung api seperti debu vulkanik dan gempabumi maka diperlukan mitigasi bencana untuk dapat meminimalisir korban dengan adanya titik evakuasi.

Tugu Macan dan Gunung Kerinci. Sumber : Kerinci Paradise

Apa itu Geowisata?

Geowisata adalah suatu kegiatan wisata berkelanjutan dengan fokus utama pada kenampakan geologi permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidup dan budaya, apresiasi dan konservasi serta kearifan lokal. Indonesia adalah negara yang memiliki daya tarik geologi yang khas di berbagai wilayah dan dapat dijadikan sebagai objek geowisata.

Salah satu potensi yang sangat besar dari Kabupaten Kerinci adalah menjadikan keindahan alam Kerinci sebagai objek wisata, terutama objek wisata alam. Melihat banyaknya potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Kerinci. Letak wilayah Kabupaten Kerinci secara geografis adalah di antara 01 41’ sampai 02 26’ lintang selatan dan 101 08’ sampai 101 40’ bujur timur. Luas kabupaten Kerinci sebesar 420.000 Ha. Ibu  kota Kerinci yaitu Sungai Penuh berjarak 418 km dari Kota Jambi.Dari wilayah Kerinci keseluruhan, 52 % merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, hanya sekitar 48% merupakan kawasan budidaya.

                Peta Geowisata Kabupaten Kerinci. Sumber: Tim Geowisata Teknik Geofisika Univ. Jambi

 

POTENSI GEOWISATA

Kabupaten Kerinci memiliki keanekaragaman geologi (geodiversity) berupa bentang alam yang indah sebagaimana layaknya sebuah, mata air panas sebagai indikasi fenomena panas bumi, air terjun, gua, dan berbagai jenis singkapan batuan gunungapi.

Daerah kerinci memiliki potensi geowisata diantaranya :

Gunung Kerinci (S01o41’50” dan E101o15’52”) terletak dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Gunung Kerinci merupakan gunung api aktif bertipe stratovulkanik dengan ketinggian 3.805 mdpl dan memiliki letusan bersifat eksplosif. Gunung api ini muncul di dalam suatu struktur graben yang merupakan bagian dari sesar Sumatra, tubuh gunung api ini muncul didasar suatu graben vulkano tektonik regak lurus pada garis tektonik bukit barisan yang mengalami penurunan waktu patahan besar terjadi.  Beberapa kegiatan terakhir gunung kerinci adala tahun 2008 berupa letusan abu disertai asap hitam.

Goa Kasah (E01  49.103’ S101  21.655’) terletak dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat dekat Desa Renah Kasah Kacamatan Kayu Aro. Disepanjang perjalanan terdapat banyak batuan vulkanik yang merupakan hasil dari letusan gunung api. Didalam goa ini terdapat beberapa jejak peninggalan terdahulu seperti tengkorak, tulisan kuno, dan didinding terdapat wujud wanita yang sedang sholat .

Mata Air panas Semurup (E: 01  59.167’  S: 101  21.306). Merupakan salah satu objek wisata yang terletak  di kabupaten kerinci, jambi. Tepatnya di Desa  Air Panas Baru Semurup ini memiliki luas 76 m². Mata air panas semurup pada umumnya berada di batuan sedimen namun ada pengaruh dari aktivitas magmatic. dimensi dan keadaan geologi air panas semurup yang berupa kolom ini memiliki 15 meter persegi. menurut warga setempat ,dahulu suhu air mencapai 100̊ C, tempat tersebut tetap mengagumkan dan sangat menarik ketika membayangkan ada titik sepanas ini di dataran tinggi 800 mdpl.

Bukit kayangan merupakan rangkaian panorama Negeri diatas awan dari bukit barisan yang mengelilingi sebagian daerah kerinci. lokasinya berada di desa Renah Kayu Embun, tidak begitu jauh dari pusat kota sungai penuh, puncak bukit kayangan (±1500mdpl).

Selain itu terdapat banyak air terjun di Kerinci, diantaranya adalah Air Terjun Talang Kemulun (E02  03.975’ S101  32.409’) dan Air Terjun Saluang Bersisik Emas  (E02 03.975’ S101 32.409’) dimana terdapat batuan basalt yang menjadi aliran air terjun.

Rawa lempur (E02 17.462’ S101 31.946’) ini merupakan sebuah geowisata yang belum terekspose bagi banyak orang dimana dapat di amati dengan sajian pemandangan bukit-bukit dan tanaman-tanaman liar.

Danau kerinci (N02̊ 08’ 58,72” E101̊ 29’ 19,02”). Danau Kerinci merupakan danau yang terbentuk akibat pergeseran sesar Sumatra yang membentuk cekungan Pull apart basin, cekungan ini kemudian terisi oleh air dan membentuk danau purba.

Danau Kaco terletak di Desa Lempur di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat  Danau kaco memang mempunyai air yang sangat bening kebiruan. Terletak di ketinggian 1289 diatas permukaan air laut, danau ini tergolong danau yang kecil tidak seperti danau-danau pada umumnya. Hanya berukuran luas sekitar 30 x 30m, namun danau ini bisa menyuguhkan keindahan geomorfologi di sekitarnya.

 

GEOHAZARD / MITIGASI BENCANA

Kerinci memiliki kekhasan geologi yang unik. Potensi geowisata dapat dimaksimalkan jika pengelolaan terhadap keruangan dan ekosistem dikelola dengan  baik. Beberapa potensi geowisata di Kerinci belum dikelola dengan baik seperti pada lokasi air terjun, danau kaco dan rawa lempur. Potensi geowisata yang tidak terkelola dengan baik dapat memungkinkan terjadi kebencanaan. Seperti banjir dan longsor.

Peta Geohazard Kabupaten Kerinci. Sumber: Tim Geowisata Teknik Geofisika Univ. Jambi

Bahwa terdapat beberapa lokasi yang berpotensi mengalami bencana longsor seperti di air terjun talang kemulun, air terjun seluang bersisik emas, dan di Goa Kasah. Karena sebagian besar lokasi wisata berada dalam wilayah TNKS maka tak jarang ditemukan binatang buas maupun melata yang dapat membahayakan wisatawan, seperti di Goa kasah, Gunung Kerinci, Danau Kaco dan air terjun Talang Kemulun.

 

Menyingkap Rahasia Calon Geopark Plato Dieng : Jejak Harta Karun Tersembunyi dari Warisan Gunung Dieng

Landscape Dieng Plateu dari Gunung Prau. Foto: Deni Sugandi

Kawasan Dataran Tinggi Dieng atau lebih dikenal dengan Dieng Plateau merupakan suatu wilayah di tengah-tengah Pulau Jawa, terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kawasan Dataran Tinggi Dieng terletak pada beberapa wilayah administratif, yaitu sebagian besar masuk wilayah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Kawasan Dataran Tinggi Dieng menjadi suatu daya tarik tersendiri dengan ketinggian daerah mencapai ± 2000 mdpl dengan dianugerahi berbagai macam potensi.

Apa itu Geopark?

Geopark atau yang sering disebut sebagai Taman Bumi merupakan sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.

Keragaman geologi (geodiversity) Kawasan Dataran Tinggi Dieng berkaitan erat dengan aktivitas gunungapi yang diiinterpretasikan oleh para ahli geologi mengenai Pembentukan Plato Dieng dengan membaginya 3 episode letusan Gunungapi Dieng berdasarkan umur relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan tingkat pelapukan. Singkatnya, pada fase awal terjadi letusan besar dari Gunung Dieng yang menimbulkan Depresi Batur sebagai kaldera raksasa dataran tinggi (plato) dieng. Sisa morfologi yang paling terlihat adalah dengan adanya morfologi Gunung Prau sebagai salah satu pagar dari kaldera tersebut.

Gambaran Kaldera Raksasa akibat Depresi Batur. Foto: Google Maps

Kemudian Pada episode letusan kedua akibat menimbulkan terbentuknya morfologi tinggian yang menjadi perbukitan kerucut vulkanik dan morfologi rendahan akibat depresi membentuk suatu cekungan. Perbukitan vulkanik yang dihasilkan membentuk beberapa bukit yang sering dikenal sebagai Bukit Sikunir, Gunung Pakuwaja, Gunung Bisma dan Komplek Batu Ratapan Angin. Kemudian dari morfologi rendahan yang dihasilkan terisi oleh air yang membetuk beberapa telaga yang kita kenal sebagai Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Menjer, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Telaga Dringo, Telaga Sewiwi. Kemudian ada Sumur Jalatunda yang secara morfologi dan genesa diinterpretasikan pembentukanya sama dengan danau. Pada beberapa daerah juga terbentuk patahan-patahan yang membentuk curug (air terjun) yang diantara nya yang sering kita kenal ada Curug Sikarim, Curug Sirawe, Curug Sigenting dan Curug Merawu.

Kenampakan Gunung Pakuwaja, Curug Sikarim, Batuan Beku Andesit dan Telaga Dringo. Foto: Gilang Agatra

Kemudian Pada episode letusan ketiga terjadi letusan muda pada titik-titik kawah aktif dari letusan sebelumnya. Hal ini sebagai pertanda masih aktifnya Gunung Dieng sampai saat ini. Kawah aktif yang di ditemukan disana diantaranya ada Kawah Sikendang, Kawah Sikidang, Kawah Sileri, dan Kawah Candradimuka serta Kawah Timbang yang diidentifikasi paling beracun dari semuanya. Batuan yang ada pada kawah tersebut sebagian besar sudah terubahkan menjadi batuan alterasi akibat adanya aktivitas vulkanik yang mengubah batuan tersebut. Pada bagian kawah juga dihiasi dengan adanya geyser (semburan mataair panas).

Kenampakan Kawah Candradimuka, Batuan Ubahan, dan Geyser. Foto: Gilang Agatra

Dari sisi keragaman hayati (bodiversity), Dieng dengan cagar alamnya menjadi rumah bagi hewan-hewan dan tetumbuhan endemik Jawa. Beberapa di antaranya ada yang menjadi produk pertanian yang menjadi unggulan dari daerah Dieng (purwaceng, terong belanda, cabe dieng dan carica). Dieng memiliki 3 cagar alam yang ditetapkan oleh BKSDA Jawa Tengah pada tahun 2018 yang diantaranya yaitu Taman Wisata Alam Tlogo Warno dan Pengilon, Cagar Alam Tlogo Semurup dan Cagar Alam Tlogo Dringo.

Purwaceng, Domdi (Domba Dieng), dan Carica. Foto: Par Par Priatna/Badan Geologi

Kemudian dari sisi keragaman budayanya (cultural divesity), Dieng sangat kaya dengan tradisi dan tinggalan budaya seperti tarian, kompleks percandian dan lain-lain. Diantaranya ada Kompleks Candi Arjuna, Candi Dwarawati, Lennger Topeng dan Ruwat Rambut Gimbal yang biasanya masuk dalam rangkaian Dieng Cultural Festival disetiap tahunnya.

Kompleks Candi Arjuna (Foto: Par Par Priatna), Ruwat Rambut Gembel (Foto: Dowisata), dan Tarian Lengger Topeng (Foto: travel.masifan)

Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Peraturan tersebut kemudian dipertegas menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Jawa Tengah yang masuk dalam Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) lima cakupan wilayah Borobudur-Dieng sekitarnya dalam Peraturan Gubernur nomor 6 tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012–2027.

Hal ini menjadikan Kawasan Dataran Tinggi Dieng telah siap dengan potensi nya dan dapat segera untuk diajukan sebagai bagian dari Geopark Nasional maupun jaringan UNESCO Global Geopark.

 

Gilang Agatra

Divisi Media & Jurnalistik

FGMI 2019-2021

Geothermal Goes to Campus UNPAD

Geothermal Goes to Campus atau  Geothermal Mengajar IAGI merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) dalam rangka memperkenalkan secara detail mengenai potensi hingga Industri panas bumi di Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, Geothermal Goes to Campus mengunjungi Universitas Padjadjaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 11 Oktober 2018 di Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran dengan mendatangkan para expert geothermal KS-ORKA Bpk. Birean D. Sagala selaku Subsurface Manager beserta Tim Geologist: Haris Munandar Siagian dan Dhani Sanjaya.

Kuliah umum yang diikuti lebih dari 35 orang peserta ini membahas mengenai potensi hingga konsep eksplorasi panas bumi di Indonesia mulai dari pengertian dan konsep dasar, potensi di dunia khususnya di Indonesia, tahapan eksplorasi panas bumi serta peran seorang geologist pada eksplorasi panas bumi.

Selain pemberian materi di akhir sesi diadakan sesi tanya jawab dan diskusi terkait pengembangan geothermal yang ada di Indonesia. Acara ini sangat berkaitan dengan kegiatan perkuliahan khususnya peminatan energi mahasiswa teknik geologi Unpad dalam mendalami energi panas bumi di perkuliahan. Harapanya dengan adanya sharing knowledge dengan IAGI maupun FGMI, ataupun bidang lainnya untuk memperdalam Ilmu yang didapat dalam perkuliahan.

Beberapa Dokumentasi hasil kegiatan:

FGMI Goes to Universitas Jambi

Diskusi dengan Mahasiswa Teknik Geologi UNJA

Pada hari sabtu, 22 September 2018 FGMI dalam hal ini diwakili oleh Pak ketua Nurcholis, Ananda Rizki dan Oka Agastya berkunjung ke Teknik Geologi Universitas Jambi (UNJA). Dalam kunjungan tersebut rekan-rekan FGMI berkesempatan untuk mengenalkan FGMI dan SM-IAGI lebih dekat dengan mahasiswa Geologi UNJA. kegiatan tersebut disambut baik oleh Kaprodi Teknik Geologi yakni Ibu D.M. Magdalena Ritonga dan civitas dosen Teknik geologi UNJA. kegiatan sharing tersebut diawali dengan memperkenalkan kegiatan yang dilakukan FGMI bersama SM-IAGI baik mengenai latar belakang berdirinya SM-IAGI dan bagaimana SM-IAGI berperan dalam meningkatkan dan menunjang kegiatan mahasisa geologi di Indonesia dan diahkiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab seputar pendirian SM-IAGI. Semoga dengan kegiatan sharing ini dapat lebih membuka, mengembangkan dan memberikan informasi kepada rekan-rekan mahasiswa teknik geologi UNJA mengenai SM-IAGI dan harapan kami mahasiswa Teknik geologi UNJA dapat segera bergabung di keluarga besar SM-IAGI agar dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan mahasiswa dan Universitasnya.

Foto bersama Mahasiswa dan Dosen TG Unja

FGMI MERAYAKAN ULANGTAHUN KE-6 DENGAN MENGGELAR PAMERAN KEBUMIAN

Forum Geosaintis Muda Indonesia mengadakan pameran kebumian berupa foto vulkanologi dari Badan Geologi, sketsa lapangan karya Dr. Budi Brahmantyo dan beberapa koleksi dari Museum Geologi Bandung di Jakarta Creative Hub, Jakarta pusat mulai dari tanggal 26-31 maret 2018. Pameran dibuka setiap harinya pukul 10:00 hingga 16:00 WIB, untuk hari jumat tanggal 30 pameran ditutup. Pameran kebumian ini sekaligus perayaan ulangtahun FGMI yang ke-6 dan menyongsong ulangtahun Ikatan Ahli Geologi Indonesia yang ke-58.

Poster Acara FGMI 6.0 yang diisi dengan Pameran, Seminar dan Talkshow

Selain pameran, di hall utama aka nada seminar gempabumi Jakarta yang akan dihadiri oleh Kepala BMKG, Kepala Badan Geologi, Ketua IAGI dan Kepala BPBD DKI Jakarta pada hari selasa tanggal 27 Maret 2018. Talkshow tentang Geosaintis Zaman Now juga akan diadakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret yang akan diisi oleh Bp. Rovicky Dwi Putrohadi, Presiden ISPG Julianta Panjaitan, Sekjen IAGI Dwandari Ralanarko dan akan dibuka oleh ketua FGMI dan Ketua IAGI.

Sabtu, 31 Maret juga menjadi puncak acara dimana akan dilakukan pemotongan tumpeng dan FGMI award, penghargaan diberikan dari FGMI kepada orang-orang IAGI yang telah berkontribusi bagi pengembangan geosaintis di Indonesia.

PERAN SENI, BUDAYA, DESAIN, KREATIVITAS DAN ASPEK-ASPEK ESTETIKA DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI GEOWISATA INDONESIA

Indonesia mempunyai keragaman geologi (geodiversity) yang sangat potensial, yaitu berupa batuan (tanah), mineral, fosil, bentang alam, airtanah, dan proses geologi sehingga beberapa diantaranya layak untuk ditetapkan menjadi warisan geologi (geoheritage) dan dimanfaatkan menjadi geowisata atau geopark bertaraf nasional dan internasional. Geowisata sendiri merupakan pariwisata yang memanfaatkan seluruh aspek geologi (mineral, batuan, fosil, bentang alam dan proses). Peran Geosaintis dalam pengembangan Geowisata ini sangat vital, selain menjadi interpreter suatu objek geowisata, diharapkan juga bisa membuat orang awam tertarik untuk mengunjungi objek tersebut.

Kita harus melihat dan memperlakukan geowisata sebagai sebuah subyek, bukan obyek. Kenyataannya, hampir semua keindahan alam di Indonesia dihasilkan dengan proses alamiah secara geo-engineered. Artinya proses geologi ini memiliki peran besar dalam menciptakan banyak lokasi wisata yang menakjubkan di Indonesia. Dengan menjadikannya sebagai subyek, geowisata akan berperan aktif dalam membangun dirinya menjadi sebuah bidang wisata yang penting dalam bisnis pariwisata indonesia, bekerja sama dengan bidang kerja lain dan memimpin dalam pengembangan pariwisata di Indonesia secara umum.

Implementasi seni, budaya, desain, kreativitas, aspek-aspek estetika, sumber daya dan management untuk membuat keindahan bentang alam sebagai sebuah panggung kreativitas yang memiliki brand yang kuat

Dalam hal ini, orang-orang yang menjadi tulang punggung bidang geowisata harus melakukan komunikasi yang komprehensif semaksimal mungkin dengan masyarakat yang tinggal di tempat, pemerintah, perusahaan, orang-orang terkemuka, dan komunitas lapangan lainnya (yaitu: komunitas seni, dll) yang juga memusatkan perhatian. pekerjaan mereka – untuk bisnis alam ini. Upaya komunikasi ini tentu saja akan menjadi bagian dari strategi untuk membangun dan memperkuat fokus yang baik dalam bagaimana membuat bisnis keindahan alam ini bisa membuat setiap orang dalam bisnis ini melakukan kolaborasi dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Pada tingkatan ini, harus ada upaya pemasaran yang komprehensif dan kuat untuk menarik perhatian orang. Selain materi promosi yang bagus, harus ada strategi untuk menggunakan banyak cara untuk memberi tahu orang tentang sesuatu yang kita inginkan. Promosi internet, televisi, radio dan poster di jalan hanyalah mode statis. Mode dinamis dan interaktif adalah dengan bertemu orang secara langsung dan melakukan sesuatu yang semarak di lokasi wisata. Apabila pada akhirnya masyarakat tahu akan sebuah lokasi wisata yang sedang dipromosikan, lalu akhirnya melakukan kunjungan dan merasa bahagia dengannya, maka mereka akan menceritakannya ke seluruh dunia. Nantinya, disaat usaha keras promosi ini berhasil, orang di seluruh di seluruh dunia akan tertarik dan mulai pesan tiket untuk mengunjungi lokasi-lokasi geowisata tersebut.

Beberapa contoh bagus antara kolaborasi seni, budaya, desain, kreativitas, aspek-aspek estetika, keindahan alam dan management yang telah berhasil menjadi brand yang kuat

  • Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
  • Patung empat presiden Amerika di Mount Rushmore, South Dakota, USA
  • Video Klip, I Disappear, Metallica, Monument Valley, Arizona-Utah, USA
  • Video Klip, A sky full of stars, The Piano Guys, Utah Salt Flats, Utah, USA
  • Film, The Revenant, Leonardo Di Caprio, Kananaskis Country, Canada
  • Film, The Lone Ranger, Johnny Depp, Monument Valley, Arizona-Utah, USA
  • Sherpa, film documenter, Himalaya, Nepal
  • Festival, Burning Man, Black Rock Desert, Nevada, USA
  • Mountain Film Festival, BANFF Centre, Canada
  • Mountain Bike Film Festival, Trail In Motion, Cape Town, South Africa
  • A Polygon Promotional Mountain Bike Video, Kurt Sorge, Bromo, Jawa Timur, Indonesia
  • World Rafting Championship, Yoshino River, Jepang
  • Vars Mountain Trail, France
  • Red Bull Rampage, Mountain Bike Extre Sport, USA
  • World Wingsuit League, China
  • Jazz Gunung, Bromo, Jawa Timur, Indonesia
  • Rocky Mountain Business Seminar, Kanada
  • Sovereign Hill Tour, Desa Tambang Emas Kuno, Ballarat, Melbourne, Australia
  • Chernobyl Tour, Bekas reactor Nuklir, Ukraina

Perbandingan jumlah penonton berbagai macam jenis video di situs youtube sebagai sebuah referensi penting bagi pilihan strategi promosi dan marketing

Dari tabel urutan jumlah penonton youtube yang dirilis pada tahun 2017, ternyata jumlah penonton terbanyak adalah dari video-video yang menampilkan musik kemudian diikuti oleh video sport. Hal ini dapat menjadi salah satu pertimbangan penting bagi kita untuk bagaimana cara mengemas promosi dan marketing bidang geowisata yang sedang kita lakukan.

Tujuan akhir dari seluruh upaya tersebut adalah sebuah kebanggaan akan bidang geowisata yang sedang kita upayakan bersama, peningkatan sumber ekonomi masyarakat melalui bisnis geowisata dan pada akhirnya menjadi sebuah proses regenerasi yang baik di bidang geologi pada umumnya dan bidang geowisata pada khususnya.

Bapak Heryadi Rachmat dari Badan Geologi sebagai Narasumber sedang melakukan persentasi
Reza Permadi dari MAGI sebagai Narasumber sedang melakukan persentasi
Kak Satriagama Rakantaseta (seniman) sebagai Narasumber sedang melakukan persentasi
Acara diakhiri dengan foto bersama antara peserta dan narasumber

(Di resume dari presentasi Heryadi Rachmat (Badan Geologi), Reza Permadi (MAGI) dan Satriagama Rakantaseta (seniman) dalam seminar berjudul Perkembangan, Tantangan dan Peluang Bisnis Geowisata di Indonesia pada tanggal 3 November 2017 di UPN “Veteran” Yogyakarta)

DONGENG GEOLOGI PROJECT 2017

Dongeng Geologi Project merupakan salah satu program yang diusung oleh SM-IAGI UGM dengan sasaran utama adalah daerah dengan tingkat kerentanan bencana yang tinggi dan ditujukkan khususnya untuk anak-anak usia menengah – remaja serta dewasa di daerah tersebut. Hali ini dikarenakan, terma acara ini lebih difokuskan pada kajian mitigasi bencana geologi yang meliputi mekanisme terjadinya benca tersebut dan cara penanggulangannya. Dongeng Geologi Project kali ini mengangkat tema “mitigasi kebencanaan geologi : gempa rumi dan tanah longsor”. Bencana terse

but diambil bukan tanpa alasan, salah satu alasan utama pengambilan tema tersebut adalah geologi regional daerah tersebut yang memiliki potensi gempa bumi yang tinggi karena berada pada daerah sekitar gunung api dan juga tingkat kerentanan longsor yang cukup tinggi dilihat dari tatanan kemiringan lereng yang relatif terjal hampir di semua sisi daearh ini.

Dongeng Geologi Project kali ini dilaksanakan di SD Kaligatuk, Srimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul dengan jumlah siswanya 130 orang. Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Agustus 2017. Sasaran dari acara Dongeng Geologi Project tahun ini adalah siswa-siswa SD Kaligatuk dengan tujuan untuk mengenalkan kepada mereka akan pentingnya siaga dini terhadap tanggap bencana geologi yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah. Penyampaian materi tersebut dilakukan dengan metode mitigasi yang disesuaikan dengan usia siswa berupa pemberian penyuluhan dan arena bermain sambal belajar kepada siswa-siswa yang ada di sekolah mengenai bagaimana cara menghadapi suatu bencana geologi yang akan terjadi sewaktu-waktu. Dongeng Geologi Project mengajak anak-anak usia dini agar dapat mengambil tindakan tepat untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana sekaligus berkontribusi memperkokoh budaya tanggap bencana untuk Indonesia di masa depan. Tanggap bencana perlu dibudayakan sejak dini mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada daerah dengan tektonik aktif selain menyimpan kekayaan alam yang melimpah juga menyimpan beragam potensi bencana alam.

Pelaksanaan acara Dongeng Geologi Project diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari kepala sekolah dan juga dari ketua SM-IAGI UGM. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dongeng yang dipandu oleh Anindita Wisnu dan Listiana Alifia dan bertindak sebagai narator untuk dongeng geologi ini adalah Eka Fitria. Dongeng geologi ini dibawakan semenarik mungkin sehingga siswa SD tidak merasa bosan mendengarkannya. Metode dongeng yang disampaikan layaknya metode “wayang” yang dibawakan dengan adanya cerita fiktif dari dunia hewan yang hidup di sekitaran tubuh gunungapi aktif. Dongeng ini berjalan dengan lancar di mana semua anak SD dengan antusias mendengarkan dongengnya karena pembawa dongeng geologi ini membuat suara yang lucu dan unik dan dibantu dengan peralatan berupa boneka tangan yang menambah ketertarikan untuk mendengarkan cerita/ dongeng yang akan yang disampaikan. Acara selanjutnya penyampaian materi oleh ketua SM-IAGI UGM yang berisikan tentang mitigasi terhadap bencana alam berupa tanah longsor maupun gempa bumi dan penyebab terjadinya.

Setelah usasi melakukan dongeng, kemudian dilanjutkan dengaan adanya permainan seru anak-anak. Sistematika permainan dimana mereka akan dibagi menjadi beberpa kelompok dengan tujuan meningkatkan kekompakan dan kekeluargaan yang ada pada mereka. Jenis permainan yang ada berupa lomba mewarnai serta permainan dengan sistem permainan beregu dan berpos yang terdiri dari tiga pos dan dipandu oleh panitia dari SM- IAGI UGM yang dilaksanakan di ruang kelas (Foto 1), selain itu terdapat permainan di luar kelas (foto 2) dengan pembagian adanya pos permainan berjumlah lima dimana setiap pos terdapat panitia yang akan memandunya. Semua siswa SD Kaligatuk mengikuti rangkaian  dengan antusias dan gembira.

Salah satu tujuan diadakan permainan ini adalah di sela-sela waktu  melakukan permainan, panitia akan memberikan isyarat berupa suara TOA yang menandakan adanya bencana geologi dimana dengan materi sebelumnya diharapkan peserta akan mengerti makna sirine suara tersebut dan bergerak melakukan simulasi mitigasi bencana dengan tindakan berlindung di bawah kolong meja, menghindari bangunan tegak, keluar ruangan dan menuju ke daerah yang lapang. Setelah rangkain acara bagian ini selesai, maka peserta simulasi tersebut dikumpulkan dan disampaikan dan dijelaskan esensi dari simulasi mitigasi ini.

Setelah semua rangkaian acara terlaksana, maka di penghujung acara dilakukan pengumuman pemenang dalam permainan ini dengan perolehan nilai terbanyak dan pemenang sebagai duta tanggap bencana. Sang duta tanggap bencana diberikan hadiah spesial berupa slempang dan mendapatkan hadiah berupa meja belajar. Acara ini diakhiri dengan adanya pemberian momento kepada kepala sekolah dan ditutup dengan sesi foto bersama SM-IAGI UGM dan siswa SD Kaligatuk (Foto 3).

Foto 1. Kegiatan permainan di ruang kelas
Foto 2. Kegiatan permainan di luar ruang kelas

Foto 3. Sesi foto bersama SM-IAGI UGM dengan siswa SD Kaligatuk

Sosialisasi dan Mitigasi Bencana Alam Untuk Usia Dini di Desa Terbah, Kec. Patuk, Kab. Gunungkidul, D.I. Yogyakarta

Tanggal 28 Oktober merupakan hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Tepat pada tanggal ini Pemuda-Pemudi Indonesia melakukan Sumpah yang dinamakan Sumpah Pemuda. FGMI dan SM IAGI IST AKPRIND Yogyakarta memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan cara yang berbeda. Pada Sabtu 28 Oktober 2017, FGMI dan SM IAGI IST AKPRIND Yogyakarta melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Mitigasi Bencana Alam Untuk Usia Dini di Desa Terbah, Kec. Patuk, Kab. Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Kegiatan ini juga dihadiri oleh SM IAGI UGM, SM IAGI UPN, BPBD Kab. Gunungkidul dan Dosen Teknik Geologi IST AKPRIND.

Kegiatan Sosialisasi dan Mitigasi ini dilakukan dengan sasaran Peserta Siswa-Siswi SD di sekitar Desa Terbah yang terdiri dari SDN Belang sebanyak 44 Siswa, SDN Terbah 1 sebanyak 45 Siswa, dan SDN Terbah 2 sebanyak 31 Siswa. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Terbah dari Pukul 10.00-12.30 WIB. Kegiatan ini dibuka oleh sambutan dari Ketua Panitia, Ketua SM IAGI, Ketua Jurusan Teknik Geologi, dan Perwakilan BPBD Kab. Gunungkidul.

Sesi berikutnya, penyampaian materi bahaya bencana alam oleh Ibu Dina Tania S.T., M.T.. Selanjutnya, diadakan peragaan simulasi bencana alam oleh MC. Setelah itu, Siswa-siswi tersebut memperagakan simulasi yang telah disampaikan baik di dalam Balai Desa maupun di Lapangan dekat Balai Desa. Kemudian, dilakukan permainan tentang simulasi bencana alam dan permainan lainnya. Para peserta tampak sangat antusias terhadap kegiatan ini. Setelah itu, kegiatan ini ditutup dengan pembagian momento dan poster bencana alam kepada Kepala Sekolah SDN Terbah 1, SDN Belang, dan SDN Terbah 2. Diharapkan dari kegiatan ini dapat memupuk rasa siap dan tanggap bencana alam kepada anak-anak semenjak usia dini dan kegiatan ini dapat dilanjutkan pada masa yang akan datang. Sekian dan Terimakasih.

Sosialsisasi di lapangan bersama para peserta SD di sekitar daerah Terbah
Para panitia mensimulasikan kepada para peserta ketika terjadi bencana

 

Foto bersama Panitia dengan Narasumber

 

Foto bersama Panitia dengan Peserta Sosialisasi dan Mitigasi Bencana Alam

Oleh : Muhammad Nur Arifin (Ketua SM IAGI IST AKPRIND)

Bincang Santai FGMI dengan Penggiat Alam Harley Sastha

Tim FGMI dengan Harley Sastha

Latar Belakang Wawancara

Forum Geosaintis Muda Indonesia sejatinya harus bisa dekat dengan masyarakat, harus mulai bisa dikenal dengan baik oleh kalangan masyarakat, komunitas/organisasi lainnya dan pemangku kepentingan di negeri ini. Oleh karena itu mulai tahun 2017 ini tim media yang dibantu tim humas menggalakkan temu tokoh berbagai komunitas maupun pemimpin perusahaan. Salah satu yang dilakukan adalah bertemu dengan penggiat alam bernama Harley Bayu Sastha. Pada tanggal 20 Mei 2017 beberapa pengurus FGMI berkesempatan ngobrol bareng di salahsatu gerai Dunkin Donuts di Bogor, siapa kah dia? Simak wawancaranya berikut ini.

 

Siapa Harley Bayu Sastha?

Nama awalnya Harley, seperti salah satu pabrikan motor gede di dunia ini. Ternyata nama beliau diberikan oleh ayahanda nya karena ayahnya hobi menggunakan Harley Davidson. Pria yang berperawakan tinggi dan kurus ini ternyata berlatar belakang Teknik Sipil di salahsatu perguruan tinggi. Hobi nya dari kecil sudah berwisata alam, baik camping maupun melakukan pendakian. Pria kelahiran Bogor ini adalah penulis buku Mountain climbing for everybody dan Menuju Puncak Gunung Tambora. Serta penulis di Mountain Magazine. Aktivitas kesehariannya adalah menjadi penggiat alam bebass, menjadi narasumber di berbagai acara. Hal yang selalu dikampanyekan beliau adalah “Sadar Kawasan” dan saat ini menjadi salahsatu panitia Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati tanggal 10 Agustus 2017.

 

Sejak kapan suka dengan kegiatan alam bebas?

Dari kelas satu SMP sudah sering jalan-jalan setiap libur sekolah, ke Jogja, Bandung dll. Sejak masuk SMA mulai menyenangi kegiatan camping bersama teman-temannya.

 

Mengapa selalu mengkampanyekan pentingnya mengetahui status kawasan sebagai tempat kegiatan wisata alam?

Wisata alam saat ini bukan hanya menjadi hobi, tapi juga sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang tetapi sebagian besar hanya ingin bermain dan bersantai, tidak ingin tau bagaimana tempat wisata tersebut baik sejarahnya maupun kondisinya apakah itu termasuk taman wisata alam ataupun kawasan taman nasional atau status lainnya seperti taman hutan raya, cagar alam atau suaka margasatwa. Karena masing-masing punya aturan dan tatacara yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuan kegiatan.

Ketika melakukan kegiatan di dalam kawasan konservasi pun sudah ada jalur-jalur resmi yang telah ditetapkan oleh pengelola. Nah, cukup gunakanlah jalur-jalur resmi tersebut. Jangan gunakan jakur lain diluar jalur resmj yang telah ditetapkan. Stop! jalur ilegal.

Yang juga harus diingat: baca, lihat dan pahami do and don’t atau apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika melakukan aktifitas di dalam kawasan.

 

Kontribusi apa yang telah dilakukan?

Perjalanan nya ke Gunung Tambora, yang mempunyai sejarah letusan luar biasa membuat kang sastha tersadar bahwa Gunung ini harus dilestarikan dan diangkat menjadi kawasan taman nasional. Seharusnya anak-anak muda geosaintis menyadari hal ini dari dulu, tapi nampaknya peran anak muda geosain kurang dalam hal ini. Kang sastha beserta teman-temannya mulai menulis tentang Gunung Tambora, buku ini tidak dijual namun tersimpan sebagai arsip di kementrian kehutanan Indonesia. Untuk menjadikan kawasan Gunung Tambora menjadi Taman Nasional, dibentuklah beberapa team yang berisi ahli vulkanologi dari LIPI, ahli geologi, biologi dan social. Kang sastha sendiri masuk dalam salahsatu tim tersebut.

 

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah di tempat wisata khususnya gunung?

Hal pertama yang harus dilakukan adalah “riset”, riset kecil mengenai lokasi tujuan wisata kita, bagaimana kondisi disana, apakah ada warung, apakah ada mata air, berapa lama akan menjelajahi kawasan tersebut, apakah akan camping dll. Hal-hal kecil tersebut akan sangat berdampak pada bahan makanan yang akan dibawa, jumlah minum yang harus dipersiapkan dan jika dilokasi tersebut ada mata air maka kita bisa hanya membawa tumblr untuk mengurangi sampah plastik. Tidak dipungkiri bahwa gunung dan kawasan wisata lainnya penuh dengan sampah saat ini, para relawan berbagai komunitas sering melakukan pembersihan dalam waktu-waktu tertentu. Untuk itu kita harus menjadi traveler yang smart, mencintai alam karna alam yang membutuhkan kita bukan kita yang membutuhkan alam.

 

Apa harapannya untuk masyarakat dalam hal wisata?

Harapannya masyarakat tidak hanya menjadikan alam sebagai objek. Jadikanlah alam sebagi parnert.  Alam sangat penting untuk terus dijaga kelestariannya. Jelajai alam dengan bijak dan cerdas. Lihat, dengar dan rasakan. Niscaya akan kalian dapatkan bagaimana alam punya banyak cerita. Karena manusia membutuhkan alam, bukan alam yang membutuhkan manusia. Satu hal lagi yang paling penting, ketika wisatawan membeli souvenir dari suatu tempat wisata hendaknya jangan membeli souvenir yang merupakan hasil secara langsung maupun tak langsung dari flora/fauna yang dilindungi.

FGMI Traveling – MUSEO GEOMINERO, MADRID, SPANYOL

Halo, rekan-rekan FGMI!

 

Saya Citta Widagdo, anggota Divisi Media dan Jurnalistik Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI). Bulan Juli lalu, saya berkesempatan mengunjungi Museo Geominero di Madrid, Spanyol.

Kenampakan Dalam Museo Geominero

Awalnya, pada saat melakukan wisata musim panas di Spanyol, saya iseng-iseng mencari tempat wisata di Madrid yang unik dan masih jarang dikunjungi turis. Melalui situs Timeout, saya menemukan rekomendasi untuk mengunjungi Escuela de Ingenieros de Minas, yang merupakan bangunan Technical University’s School of Mining and Energy Engineering. Bangunan indah ini dimulai tahun 1884 dan direstorasi pada tahun 1980-an, yang didesain oleh salah satu arsitek bersejarah di Madrid bernama Ricardo Velázquez. Bangunan ini memiliki pilar-pilar cantik dan langit-langitnya terdiri dari struktur metal dan kaca yang menerangi seluruh ruangan tengah gedung. Di bagian bawah tanah, terdapat rekonstruksi tambang dengan galeri dan coal pit.

Saat saya berkunjung kesana, begitu masuk saya langsung disambut oleh seorang mahasiswi universitas yang sedang akan memberikan tur universitas pada wisatawan dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Rupanya, keindahan gedung universitas ini menjadi daya tarik juga bagi wisatawan! Mahasiswi tersebut kemudian menyarankan saya untuk mengunjungi Museo Geominero yang terletak tepat disebelah gedung universitas, tepatnya di dalam gedung Spanish Geology and Mining Institute.

Kenampakan Dalam Museo Geominero dari Lantai Atas
Kenampakan Dalam Museo Geominero pada Lantai Bawah

Museo Geominero ini ditujukan untuk mempromosikan kekayaan dan keragaman geologi dan pertambangan di Spanyol. Koleksinya terdiri dari batuan, mineral, fosil yang berasal dari berbagai wilayah di Spanyol dan di dunia. Banyak koleksinya yang ditemukan saat pemetaan geologis wilayah Spanyol yang diperintahkan oleh keluarga kerajaan Ratu Isabel II pada tahun 1849. Gedungnya sendiri didesain oleh arsitek Francisco Javier de Luque dan insinyur pertambangan Primitivo Hernández Sampelayo, dan diinaugurasikan oleh King Alfonso III pada 24 Mei 1926. Gedung yang indah inilah yang kemudian menjadi atraksi bagi para pengunjung.

Salah Satu Showcase yang Menampilkan Fosil (1)
Salah Satu Showcase yang Menampilkan Fosil (2)

Museo Geominero terbuka untuk umum secara gratis. Begitu masuk, di pintu utama sudah disediakan brosur, DVD, dan buku penjelasan gratis mengenai museum dan berbagai batuan yang menjadi koleksinya untuk pengunjung, baik dalam bahasa Spanyol dan bahasa Inggris. Selain menjadi tempat koleksi, berbagai kegiatan dan workshop dalam bidang pertambangan, geological risks, dan geodiversity secara rutin diselenggarakan, termasuk untuk anak-anak dan pemuda sebagai pusat pembelajaran. Bahkan, Museo Geominero ini memiliki maskot tersendiri bernama Gea, yang difiturkan dalam berbagai DVD untuk menjelaskan berbagai topik geosaintis secara sederhana kepada masyarakat umum!

Salah Satu Showcase yang Menampilkan Batuan
Salah Satu Showcase yang Menampilkan Mineral

Sebenarnya kegiatan yang dilakukan disana pun sederhana, hanya membutuhkan implementasi ide-ide untuk menarik masyarakat umum supaya lebih tertarik kepada geologi. Mulai dari mempublikasikan universitas dan museum di situs-situs pariwisata lokal dan blog, menyiapkan material seperti DVD, kartu pos, dan buku panduan untuk dibagi-bagi, bekerjasama dengan universitas untuk mengadakan kegiatan rutin (termasuk kegiatan keluarga yang melibatkan anak-anak), serta menggunakan maskot sebagai simbol untuk mendekatkan keakraban. Namun, ide-ide inilah yang perlu kita implementasikan lebih lanjut di Indonesia. Secara umum, kunjungan ke Museo Geominero ini sangat menarik dan berkesan, serta menginspirasi saya untuk mencari museum-museum serupa suatu saat saya mengunjungi negara lainnya. Semoga bacaan ini bisa membuat teman-teman FGMI bersemangat untuk juga terus mempromosikan kekayaan dan keragaman geosaintis di Indonesia, ya!

Oleh : Citta Parahita Widagdo

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id