Berita Dunia Geosaintis

Karimunjawa: Serangkaian Kepulauan Karbonat di Utara Jawa

Salah satu pemandangan bawah laut di daerah Taman Nasional Karimun Jawa. Foto: Mulyadi (Karimum Jawa Nasional Park)
Karimun Jawa, FGMI Online – Taman Nasional Karimunjawa secara administratif masuk wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara Jawa Tengah.  Letak Taman Nasional Karimunjawa berjarak 45 mil laut dari kota Jepara atau 60 mil laut dari Semarang. Untuk mencapai Taman Nasional Karimunjawa dibutuhkan kapal yang terdapat di Jepara.
Dari sisi geologi, Taman Nasional Karimunjawa merupakan sebuah atoll carbonate, reef build up terbentuk di sekelilingnya, dan pada bagian tengahnya (lagoonal) merupakan reefal bioklastik hasil rombakan current ward dari arus. Selain itu pada bagian lagoonal juga terbentuk patch reef yang berkembang. Dikarenakan komposisi utama pembentuknya berupa material karbonat, maka hasil endapan yang terbentuk di Taman Nasional Karimunjawa merupakan endapan hasil rombakan dari reef build up-nya, oleh karena itu endapan yang dihasilkan relatif berwarna cerah.
Taman Nasional Karimunjawa memiliki pasir berwarna putih, pantai berwarna biru dan disertai dengan terumbu karang dan fauna yang sangat beragam menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi turis asing dan domestik, sehingga tidaklah menjadi aneh jika pada masa liburan, Taman Nasional Karimunjawa menjadi salah satu tujuan wisata.(ba/aa

Gempa Menggoyang Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com – Gempa menggoyang Jakarta, Kamis (1/11/2012) sekitar pukul 21.15 WIB. Getaran gempa terasa hanya beberapa detik saja. Sejumlah orang melaporkan merasakan gempa tersebut di Twitter. Di lantai 5 Gedung Kompas Gramedia, getaran gempa.juga terasa beberapa saat dan menggoyang barang-barang yang tergantung dan di atas meja. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir gempa yang terasa di Jakarta berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR). Pusat gempa berjarak sekitar 136 kilometer dari Jakarta atau sekitar 24 kilometer tenggara Cianjur. Tepatnya pada koordinat 7.25 Lintang Selatan (LS) dan 107.35 Bujur Timur (BT) serta pada kedalaman 163 kilometer.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/11/01/21241474/Gempa.Menggoyang.Jakarta

The Wave: Batu Merah yang Menakjubkan

Jakarta, venturacountytrails.org- “The Wave” yang terletak di perbatasan Utah dan Arizona, Amerika, merupakan salah satu keajaiban dunia. “The Wave” yang merupakan rekaman stratigrafi ideal batu pasir Formasi Navajo. Batu pasir Navajo merupakan endapan eolian yang membentuk struktur mega crossbedding. “The Wave” menunjukan ke eksotisannya dengan setiap lekuk lekuk crossbedding yang tersingkap di setiap lembah”nya. Terbayang sebuah kejadian yang fantastis sehingga bisa membuat kenampakan yang se eksotis ini. Sebuah gelombang angin yang sangat besar sehingga mampu memindahkan pasir- pasir  tersebut yang kemudian terendapkan pada suatu tempat, yang kemudian diatasnya diendapkan pasir yang baru dan terjadi secara terus menerus.(ba/aa).

Sumber : http://venturacountytrails.org

Kondisi Terumbu Karang Indonesia Yang Semakin Baik

Jakarta, FGMI Online – Saat ini Coral Reef Information and Training Center (CRITC) sudah melakukan program rehabilitasi terumbu karang di Indonesia. Program ini dinamakan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP). Program ini dilakan dengan memberikan stasiun pengamatan sejumlah 234 stasiun pengamatan di seluruh Indonesia. Untuk program ini, Indonesia dibagi menjadi dua bagian, Barat dan Timur. Indonesia Barat yang terdiri dari delapan lokasi, termasuk Nias, Mentawai, dan Kepulauan Riau, disponsori Asia Development Bank. Sedangkan Indonesia Timur yang terdiri dari tujuh lokasi termasuk di antaranya Selayar, Wakatobi, dan Raja Ampat, didukung World Bank. COREMAP sudah dilakukan dua fase, fase pertama dimulai sejak tahun 1998 hingga 2004 dan fase kedua pada tahun 2004 sampai 2011. Hingga akhir fase kedua, sudah terlihat adanya peningkatan implementasi di daerah sehingga diharapkan dengan adanya peningkatan ini, maka fase ketiga dapat dilaksanakan kembali.(ba/aa).

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/11/kondisi-terumbu-karang-indonesia-tunjukkan-peningkatan

IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional.

‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.

Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.

Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.

Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing.

Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan.

Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata Rovicky.

Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi dalam negeri kita sendiri.

Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang.

Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya.

Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84.

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id