Mengenal Lumpur Basah, Banjir Bandang di Bawah Tanah

        Halo sobat geosaintis, sudah tahu belum ada suatu fenomena unik nan berbahaya bernama lumpur basah yang dapat sewaktu-waktu mengintai para pekerja di tambang bawah tanah? Ya, mungkin selama ini sobat berpikir bahwa bahaya pekerjaan tambang bawah tanah berkisar pada runtuhan batuan, kebakaran, atau terhirup gas beracun, padahal masih ada bahaya lain yang tidak kalah menakutkan lho yaitu luncuran lumpur basah. Terdengar tidak familiar ya? maklum saja, karena luncuran lumpur basah umumnya terjadi di tambang bawah tanah yang menggunakan metode runtuhan (block cave), sedangkan di Indonesia sendiri sangat sedikit yang menggunakan metode ini, salah satunya adalah tambang bawah tanah di Freeport Indonesia.

        Sebelum membahas lumpur basah lebih lanjut, mungkin ada baiknya kita sedikit melihat dulu ya bagaimana sebenarnya penambangan block caving itu. Secara singkat, metode runtuhan (block cave) adalah sebuah metode penambangan bawah tanah yang memanfaatkan gaya gravitasi dan gaya berat dari tubuh bijih itu sendiri. Umumnya tambang terdiri dari 3 area atau level, yaitu level undercut yang merupakan area paling atas di mana tubuh bijih nantinya diledakkan. Lalu di bawah undercut terdapat level produksi (extraction) dimana bijih dari area undercut kemudian diambil dan ditambang. Bijih tersebut berpindah ke level extraction melalui corong antar level yang disebut dengan drawbell, sedangkan bagian ujung dari drawbell dimana bijih dapat diambil dan ditambang disebut dengan drawpoint.  Area ketiga dan dan paling bawah adalah level haulage, yaitu area dimana bijih yang diambil dari level extraction kemudian ditransportasikan ke area haulage untuk disalurkan menuju tempat pengolahan bijih.

 

Gambar 1. Metode Block Caving (Hamrin, 2001)

 

Gambar 2. Konsep Proses Penambangan Block Caving (Paredes et. al 2018, after Flores, 2014)

 

        Lumpur basah atau disebut juga dengan wet muck, didefinisikan sebagai campuran antara material berbutir halus dan air, yang memiliki potensi untuk meluncur atau mengalir secara tiba-tiba dari sebuah drawpoint atau bukaan bawah tanah lainnya. Luncuran lumpur basah dapat terjadi ketika terdapat lebih dari 20% material berukuran pasir (<2 mm) memiliki kandungan air lebih dari 8.5% atau dapat dikatakan lebih dari 80% jenuh air (CNI et al, 1998).

        Jadi sebagai analogi untuk mempermudah, sobat dapat membayangkan berada di area hulu sungai yang sedang terjadi hujan lebat. Debit air hujan yang besar tidak mampu diserap oleh tanah dan mengalir berkumpul melalui lembah sungai yang sempit, kemudian aliran air tersebut bercampur dengan material endapan sungai dan secara perlahan mulai menggerus dinding sungai. Semakin menuju ke hilir, maka volume endapan yang terbawa pun juga semakin besar sehingga tercipta lah yang kita kenal sebagai banjir bandang yang mengalir di sepanjang lembah sungai.

        Seperti itulah luncuran lumpur basah. Ketika tingkat air hujan sedang tinggi, maka air dalam jumlah yang besar akan meresap ke permukaan dan masuk ke dalam tambang bawah tanah. Air tersebut kemudian bercampur dengan material-material cave / bijih yang berukuran halus dan membawanya menuju ke drawpoint. Drawpoint tersebut mirip seperti celah sungai yang kemudian dapat menjadi jalur aliran lumpur basah dan dapat meluncur sewaktu-sewaktu apabila keseimbangannya terganggu.

 

Gambar 3. Luncuran Lumpur Basah (Freeport Indonesia, 2019)

 

Gambar 4. Luncuran Lumpur Basah dalam skala minor (Freeport Indonesia, 2019)

 

        Melihat definisi dan penggambaran di atas, tentunya sobat sudah dapat menebak kira-kira apa saja sih yang menyebabkan terbentuknya lumpur basah? Menurut Butcher (2000), ada 4 elemen yang menyebabkan terbentuknya luncuran lumpur basah. Pertama adalah harus ada material berbutir halus yang memiliki potensial untuk meluncur. Kedua, adalah keberadaan air. Ketiga, adanya gangguan terhadap keseimbangan material tersebut, bisa seperti proses penambangan, peledakan, seismik, dan lainnya. Dan syarat yang keempat adalah harus ada jalur aliran, dimana dalam kasus lumpur basah ini sering terjadi pada drawpoint.

        Lalu, seberapa besar dampak yang diakibatkan oleh adanya lumpur basah ini? DI tambang bawah tanah Freeport Indonesia, sejak tahun 1989 hingga 2013, tercatat sudah terjadi kurang lebih 10 insiden luncur lumpur basah yang mengakibatkan adanya korban jiwa. Selain menyebabkan kerugian nyawa, dampak kerusakan secara fisik juga menjadi suatu kerugian yang ditimbulkan akibat luncuran lumpur besar. Besarnya volume luncuran seringkali menyebabkan kerusakan pada infrastruktur tambang bawah tanah, seperti panel produksi, penyangga pada drawpoint, jaringan pipa air dan kabel listrik, serta peralatan penunjang produksi seperti loader dan truk.

 

Gambar 5. Dampak Luncuran Lumpur basah terhadap peralatan (Freeport Indonesia)

 

        Melihat resiko dan dampak akibat adanya luncuran lumpur basah, tentu diperlukan suatu analisa dan tindakan pencegahan yang dapat memperkecil potensi kerugian yang ditimbulkan. Mengemban peran sebagai seorang geosaintis, rekan-rekan geologist, geotech engineer, dan hydrologist di Freeport Indonesia melakukan analisis untuk membuat suatu peta zonasi untuk melihat persebaran potensi resiko luncuran lumpur basah di area produksi. Dengan adanya peta resiko ini diharapkan luncuran lumpur basah dapat diantisipasi lebih dini dan dapat dilakukan penanganan lebih ketat di area-area yang memiliki potensi luncuran yang tinggi, sehingga pada akhirnya dapat mengurangi dampak kerusakannya.

 

Gambar 6. Contoh Peta Resiko Luncuran Lumpur basah di Freeport Indonesia (Ramadhan et al, 2015)

 

        Dalam membuat peta resiko potensi tersebut, parameter-parameter yang berkontribusi terhadap pembentukan luncuran lumpur basah dihimpun melalui inspeksi mingguan yang dilakukan dan dikalkulasikan dengan mempertimbangkan data luncuran historis yang pernah terjadi sebelumnya. Parameter-parameter tersebut diantaranya adalah tingkat kebasahan suatu drawpoint, ukuran fragmentasi material, serta aktivitas penarikan dan HOD (height of draw) di drawpoint tersebut.

        Rekayasa secara teknik juga dikembangkan untuk menunjang kegiatan penambangan yang aman. Penggunaan robot mulai dimanfaatkan dalam proses penarikan bijih di drawpoint, sehingga akan mengurangi resiko manusia terpapar lumpur basah di drawpoint yang memiliki resiko tinggi. Robot ini dioperasikan oleh operator melalui alat pengendali jarak jauh. Penggunaan robot ini memang memakan biaya yang tidak sedikit, tapi tentu menjadi harga yang sepadan apabila dibandingkan dengan nyawa para pekerja, karena semenjak penggunaan robot ini, resiko kematian pekerja tambang bawah menjadi sangat berkurang sehingga hanya terbatas pada kerusakan infrastruktur saja jika luncuran lumpur basah terjadi.

 

Gambar 7. Aktivitas Penambangan menggunakan kendali jarak jauh di Freeport Indonesia (Sumber gambar: Finance.detik.com)

 

Referensi

Butcher R., Stacey T.R., Joughin W.C. 2007. Mudrushes in Caving Operations and Their Prevention. Proceedings of the 1st International Symposium on Block and Sub-Level Caving (pp. 265-279). Cape Town, South Africa.

CNI Inc., Freeport McMoran Copper and Gold Co., Hydrology Consultants Inc. 1998. IOZ Wetmuck Study. PT Freeport Internal Report

Hamrin, H. 2001. Underground mining methods and applications. Underground Mining Methods: Engineering Fundamentals and International Case Studies (eds W. A. Hustrulid and R. L. Bullock), pp. 3–14. Society for Mining, Metallurgy and Exploration: Littleton, Colorado.

Paredes P., Leano T., Jauirat L. 2018. Chuquicamata Underground Mine Design: The Simplification of The Ore Handling System of Lift 1. Caving 2018 (eds Y. Potvin and J. Jakubec). pp. 385 – 398. Australian Centre for Geomechanics: Perth.

Ramadhan M., Wicaksono D., Haflil D., and Antoro B. 2015. New Perspective of Wet Muck Risk Map: Lesson Learned from Wet Muck Spill in Coarse Fragmentation at Deep Ore Zone (DOZ) Block Caving Mine, Papua, Indonesia. Proceedings TPT XXIV dan Kongres IX Perhapi 2015. Jakarta, Indonesia.

Suryadhi, A. 2018. “MineGem, ‘Video Game’ Pengeruk Tembaga & Emas Freeport”, https://www. https://finance.detik.com/foto-bisnis/d-4171630/minegem-video-game-pengeruk-tembaga–emas-freeport/2, diakses pada 26 Agustus 2021 pukul 22.05.

UG Geotech DOZ. 2019. DOZ Wetmuck Presentation. PT Freeport Internal Report

Admin2 FGMI

Leave a comment

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id