June 2021

Pemanfaatan Danau Baru di Kota Kupang Pasca Badai Seroja

Empat tipe utama doline yang tidak langsung berasal dari larutan batuan di atau dekat permukaan: (A) collapse doline, akibat runtuhnya atap gua; (B) doline subsidence, dibentuk oleh pengendapan batuan tak larut mengikuti larutan batuan larut yang mendasarinya; (C) intersection doline, yang berasal dari pengosongan tambalan gua fosil tua akibat perpotongan dengan permukaan topografi; (D) cover doline, yang telah berkembang dalam batuan tidak koheren yang mengubur batuan yang larut atau sebagian mengisi depresi karst. (sumber: Sauro, Ugo. (2012). Closed Depressions in Karst Areas. 10.1016/B978-0-12-383832-2.00133-X. https://www.researchgate.net/publication/)

Peristiwa badai Seroja yang terjadi awal April lalu masih membekas di benak masyarakat kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pasalnya badai tersebut telah merenggut banyak korban jiwa dan kerugian materi lainnya. Selain itu, hal lain yang membuat takjub pasca badai Seroja ini adalah munculnya danau baru seluas 2 hektar di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang. Namun dari pernyatan Ketua Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG RI, Dr. Daryono bahwa danau ini hanya bersifat sementara atau temporer. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur Dr. Herry Kota yang menyatakan jenis ini merupakan danau Dolina. Danau Dolina merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di wilayah dengan topografi karst. Danau ini akan kering saat musim kemarau karena proses penguapan yang tinggi.

Potensi Usaha Baru
Tentu saja fenomena alam yang terjadi begitu cepat ini sangat menarik perhatian masyarakat sekitar kota Kupang. Sehingga banyak warga sekitar yang berbondong-bondong datang untuk melihat fenomena alam tersebut. Banyak warga lokal maupun luar kota yang datang untuk melihat langsung danau tersebut. Mereka berfoto dan menikmati keindahan alam yang baru saja terbentuk.
Tentu saja hal ini membuka potensi wisata baru di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang. Selain itu, hal ini memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar. Karena mereka bisa membuka usaha baru seperti warung di sekitar danau untuk memberikan kenyamanan dan kebutuhan para wisatawan.

Pemanfaatan Air Danau
Sebagian besar masyarakat masih belum memiliki pengetahuan apakah air dari danau yang baru terbentuk layak konsumsi. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Air memiliki kadar standar baku mutu untuk dapat dikonsumsi, dimana menurut PERMENKES No.492/Menkes/Per/IV/2010, standar kualitas air minum yaitu tidak boleh mengandung TDS(Total Dissolve Solid) lebih dari 500mg/l.

Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/pp822001.htm)

Melihat kondisi geografi Indonesia bagian timur yang merupakan daerah dengan dominasi adalah daratan kapur perlu dilakukan pengkajian terhadap baku mutu air konsumsi diwilayah tersebut. Air dengan kandungan kapur memiliki ciri yaitu memiliki pH lebih dari 8, dimana air konsumsi memiliki standar pH tidak boleh lebih dari 8. Air kapur apabila dimasak akan menimbulkan sisa bercak putih pada panci.
Air kapur apabila diminum akan meninggalakn rasa pahit. apabila dikonsumsi dalam jangka pendek akan minumbulkan muntaber, diare, kolera, tipus dan disentri. Sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan penyakit keropos tulang, kerusakan gigi, ginjal, kandung kemih bahkan kerontokan rambut. Pada tingkat kronis, jika air yang dikonsumsi mengandung kadar kapur yang tinggi bisa menyebabkan kanker.
Air yang mengandung kapur dapat dikonsumsi dengan cara direbus dengan benar. Merebus air tersebut selama sekitar 20-30 menit, saat air mendidih zat kapur akan mengendap dan ada pula yang mengambang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber mata air baru yang muncul pasca badai Seroja ini masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk dapat layak konsumsi bagi masyarakat. Namun dampak positif lainnya, danau yang baru terbentuk ini bisa menjadi peluang wisata dan usaha baru bagi masyarakat sekitar. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan atau sawah di sekitar danau.

Danau Baru Pasca Badai Tropis Seroja

Pada awal Bulan April 2021 lalu, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami badai siklon tropis Seroja yang juga menerjang Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kejadian tersebut mengakibatkan bencana alam seperti tanah longsor serta banjir bandang. Pasca Badai Seroja menerjang, Di Daerah Tankolo, Sikumana dan Kelurahan Batuplat, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, terdapat fenomena munculnya Danau baru di sekitar Permukiman warga.
Berdasarkan data yang didapatkan, faktor penyebab terjadinya kemunculan danau baru pasca badai di Kota Kupang, NTT adalah Cuaca ekstrem yang terjadi akibat adanya siklon tropis Seroja yang melanda beberapa wilayah di Indonesia terutama di Kota Kupang dengan terjadinya meningkatnya curah hujan dengan intensitas 253,9 mm/hari (Stasiun Meteorologi Eltari) dan 230,2 mm/hari (Stasiun Klimatologi Kupang) atau keduanya termasuk kedalam kategori hujan ekstrem (Sumber data: dataonline.bmkg.go.id pada 4 April 2021).

Faktor lain adanya kemunculan sumber mata air baru di kota Kupang yang membentuk danau seluas 2 hektar ini disebabkan oleh kondisi geologi dan topografi sekitar danau tersebut terbentuk pada area bentang alam karst. Air hujan dan air permukaan yang terjadi pada saat hujan berlangsung tertampung pada suatu cekungan karst berupa doline sehingga air permukaan terakumulasi pada cekungan tersebut. Selain itu daerah sekitar danau merupakan daerah yang tersusun batugamping (CaCO3) dengan bentuklahan Karst yang membentuk proses karstifikasi.
Karstifikasi adalah suatu proses sistem pembentukan daerah bentang alam karst yang pada dasarnya berkaitan dengan pelarutan geokimia. Proses ini berkaitan dengan pelarutan massa batugamping. Badai yang terjadi dengan intensitas yang ekstrem menyebabkan batuan dibawah permukaan yang mudah larut terbawa air besar bergerak, sehingga aliran air bawah permukaan menjadi berubah. Aliran sungai bawah tanah karst ini dapat berubah dan membuat sistem aliran baru, pada saat aliran air bawah tanah keluar pada lereng akan menjadikan mata air. Air yang masuk ke dalam massa batuan, khususnya pada lereng batuan, dipengaruhi oleh siklus hidrologi. Pada daerah tropis, hujan yang terjadi dengan intensitas sedang sampai tinggi dengan kategori waktu yang cukup sering terjadi menyebabkan terjadinya aliran air fluida dangkal sebagai proses prespitasi dari air hujan yang masuk melalui permukaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemunculan Danau baru di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur dipengaruhi oleh siklon badai tropis Seroja yang mengakibatkan meningkatknya curah hujan di Daerah tersebut. Selain itu faktor kondisi geologi berupa topografi sekitar Danau berupa daerah karst dengan bentuk cekungan sehingga dapat menjadi wadah terakumulasinya air permukaan maupun air bawah permukaan (air tanah) yang berkembang akibat adanya proses hidrologi karstifikasi yang mengalir di sekitar danau yang tersusun oleh batuan berupa batugamping.

Penulis : Baniarga Prabowo, Eka Fitriani, Topan Ramadhan Sanusi

Sumber : https://kabarbesuki.pikiran-rakyat.com/berita/pr-191799933/danau-baru-terbentuk-di-kupang-ntt-usai-terjadi-badai-siklus-seroja-menurut-ahli-ini-termasuk-danau-dolina

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id