November 2012

Nasib Saintis: Prediksi Benar dianggap Biasa, Prediksi Salah dihujat

L’Aquila, Italia (Sumber: Wikipedia.org)

FGMI Online- Mungkin di Indonesia jarang yang tahu mengenai kasus penangkapan enam saintis Italia mantan  Komisi Nasional Bahaya Italia. Mereka didakwa karena tindak kriminal kelalaian atas gempabumi besar yang melanda kota L’Aquila di Italia Tengah yang telah menewaskan 308 orang pada 6 April 2009. Penangkapan ini termasuk kepada Profesor Franco Barberi, vulkanolog terkenal secara internasional yang pertama kali memenangkan Wager Medal dari International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth’s Interior (IAVCEI) pada tahun 1974 (Cas, 2012).

Kerusakan akibat gempa di L.Aquila, Italia (Tarantino, 2009)
(BBC news, 2011)
(My-bellavita.com, 2009)

Gempa besar telah didahului oleh banyak gempa kecil, beberapa hari sebelum kejadian itu, komisi bencana rupanya telah memberikan saran yang kurang akurat kepada Pemerintah Italia bahwa kemungkinan terjadi gempa besar itu tidak mungkin. Pada tanggal 22 Oktober 2012 mereka dihukum dengan pasal pembunuhan kemudian divonis enam tahun penjara dan harus membayar denda. Keenam saintis yang ditangkap dalam kasus pembunuhan di L’Aquila karena kelalaian dalam prediksi gempa tahun 2009 antara lain:

  • Franco Barberi, Kepala Komisi Bencana Serius Italia
  • Enzo Boschi, eks Presiden National Institute of Geophysics
  • Giulio Selvaggi, Direktur Pusat Gempabumi Nasional
  • Gian Michele Calvi, Direktur Pusat Teknologi Kegempaan Eropa
  • Claudio Eva, Ahli fisika
  • Mauro Dolce, Direktur Badan Perlindungan Sipil Terhadap Resiko Gempabumi
  • Bernardo De Bernardinis, eks Wakil Presiden Departemen Teknis Badan Perlindungan Sipil
    (Cas, 2012).

Mereka bukanlah pemula, tetapi mereka saintis terkemuka dengan pengalam bertahun-tahun di bidangnya. Menempatkan para saintis dalam kriminal karena kelalaian sangatlah tidak bermoral, karena mereka bukan yang menyebabkan gempa yang tidak bisa mereka cegah dan prediksi seakurat mungkin, lalu mengapa mereka dinyatakan bersalah atas pembunuhan?. Penangkapan ini merupakan lelucon yang menjadikan mereka sebagai kambing hitam. Kesalahan prediksi seperti ini pernah terjadi ketika bencana gempabumi di Christchruch, Selandia Baru, dimana gempa besar tidak dapat diprediksi dan kota tidak dievakusi bahkan ketika krisis gempa datang (Cas, 2012).

Prediksi waktu, magnitudo, dan memperkirakan resiko dampak dari semua bencana alam (gempabumi, letusan gunungapi, tsunami, longsor, banjir, dan lain-lain) sangatlah sulit. Mereka hanya dapat memperkirakan dengan spektrum skenario dari kasus terburuk hingga kasus terendah yang diusulkan. Para saintis memang bertanggungjawab memberikan saran berdasarkan pemahaman mereka pada situasi saat terjadi bencana dan pengalaman yang relevan dari tahun-tahun sebelumnya. Bagaimanapun juga mereka tidak bisa memberikan prediksi yang tepat setiap saat. Hal ini bukan karena ketidakmampuan teknologi atau bukan karena mereka tidak kompeten dan lalai, tetapi sederhana saja karena alam benar-benar sulit untuk diprediksi dampak dan besarnya pada setiap peristiwa bencana. Karena mereka sebenarnya telah melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan dalam keadaan untuk membantu memberikan saran kepada pemerintah (Cas, 2012).

Sialnya mereka yang menjadi saintis dalam kebencanaan, saat prediksi benar itu dianggap biasa saja, bahkan tanpa ucapan terima kasih, sedangkan saat prediksi salah akan dihujat dan diingat sepanjang masa kesalahannya. Padahal tak sedikit para saintis yang “mengorbankan nyawanya” dalam penelitian-penelitian kebencanaan hanya untuk satu tujuan “menyelamatkan nyawa orang lain”.
Sedangkan kesalahan prediksi pengeboran yang dilakukan oleh perusahan migas dalam eksplorasi itu tidak diangap kriminal, padahal kesalahan prediksi besar dan dampak bencana dengan kesalahan prediksi dalam pengeboran sama-sama merugikan negara. Hal seperti ini terjadi di negara maju seperti Italia yang telah banyak melakukan penelitian secara detail dalam bidang kebencanaan seperti letusan gunungapi dan gempa. Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki sangat banyak potensi bencana, tetapi sangat sedikit melakukan penelitian dalam bidang kebencanaan?.
Semoga hal ini tidak terjadi di Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan penelitian di bidang kebencanaan demi mengurangi dampak dari suatu bencana yang tidak pernah kita harapkan datang. Sebagai kalangan geosaintis sebaiknya kita menjadi duta yang selalu tanggap bencana dan tetap waspada dimana pun kita berada dan bekerja dalam bidang apapun. Karena bencana datang tanpa diduga-duga.

Penulis : Arul Kamil  (Peneliti Vulkanologi Universitas Diponegoro)

Referensi
Anonim, “ L’Aquila “ <http://id.wikipedia.org/wiki/L%27Aquila>, 5 November 2012.
Anonymous, “ Calabria Mourns for L’Aquila Earthquake Victims ” <http://my-bellavita.com/2009/04/08/calabria-mourns-for-laquila-earthquake-victims/>, 5 November 2012.
Anonymous, “ Italy scientists on trial over L’Aquila earthquake “ <http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-14981921 >, 5 November 2012.
Cas, Ray, <ray.cas@monash.edu>, “ Conviction of Scientists in Italy Involved in the 2009 l’Aquila Earthquake Disaster, Italy – A Response from IAVCEI“ email from Ray Cas, 26 October 2012.
Tarantino, Alessandra, “ L’Aquila earthquake of 2009: rubble-strewn neighbourhood in the village of Castelnuovo, Italy, after the earthquake on April 6, 2009 ” <http://www.britannica.com/EBchecked/media/153572/A-man-walking-through-a-rubble-strewn-neighbourhood-in-the>, 5 November 2012.

FGMI Eksperience Sharing Knowledge III

Peserta acara FGMI ESK III yang terdiri dari para profesional muda serta mahasiswa.

Jakarta, FGMI Online – FGMI sukses menggelar Eksperince Sharing Knowledge (ESK) III di Bakrie Tower hari minggu kemarin (11/11).  Acara yang rutin diselenggarakan oleh FGMI ini menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesesama anggota FGMI. Tidak jarang juga FGMI menghadirkan pembicara yang telah berpengalaman dibidang terntentu, dalam ranah geosains, untuk berbagi pengalaman mereka.

Dalam ESK III kali ini menghadirkan tiga pembicara yang masing-masing membawakan topik yang berbeda. Antara lain, Gayuh Putranto dari PT Bumi Resource Mineral yang membawakan materi dengan judul “Porphyry Cu – Au Indonesia“, Fajar Setiawan dari MIcromine dengan tema “ Introduction to Geomodelling and Geostatistics in Mineral Deposits”, serta Aveliansyah dari Pertamina Hulu Energi ONWJ dengan tema “Deeper Exploration Target in Mature Field”.

Dalam materi yang dibawakan, Gayuh menjelaskan tentang definisi pophryry secara umum dan tektonic setting terbentuknya endapan porphyry, dan disertakan studi kasus di Batu Hijau Newmount.  Sementara Fajar Setiawan menjelaskan tentang cara membuat nilai dalam sebuah block modeling suatu endapan tubuh mineral. Dengan kata kunci yaitu bentuk,  kualitas dan kuantitas.  Dan dalam materi ketiga Aveliansyah menjelaskan tentang reinterpretasi data lama menggunakan ide dan konsep baru sehingga mendapatkan target – target baru di lapangan “X” dan “Y”.

Selama jalanya acara tampak peserta sangat antusias menyimak presentasi serta aktif dalam diskusi tanya jawab. Pertanyaan bervariasi tentang jenis mineral dan sistem porphyry, metode geostastistik yang digunakan dalam beberapa tahapan eksplorasi, serta tentang metode geofisika yang dilakukan dan interpretasi geologi.

FGMI yang dibentuk sebagai wadah bagi para profesional muda serta mahasiswa, bertekad dengan semangat yang tinggi mengadakan kegiatan positif seperti ini. Hal ini silakukan sebagai bagian dalam mewujudkan visinya, yaitu menjadi forum yang berperan terhadap pembentukan karakter, peningkatan kompetensi pemuda Indonesia, sehingga dihasilkan pemuda Indonesia yang siap bersaing di era globalisasi. Juga harapan terbesar dari FGMI yaitu kedepan semakin banyak peserta yang terlibat dalam sharing seperti ini. (aa)

Karimunjawa: Serangkaian Kepulauan Karbonat di Utara Jawa

Salah satu pemandangan bawah laut di daerah Taman Nasional Karimun Jawa. Foto: Mulyadi (Karimum Jawa Nasional Park)
Karimun Jawa, FGMI Online – Taman Nasional Karimunjawa secara administratif masuk wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara Jawa Tengah.  Letak Taman Nasional Karimunjawa berjarak 45 mil laut dari kota Jepara atau 60 mil laut dari Semarang. Untuk mencapai Taman Nasional Karimunjawa dibutuhkan kapal yang terdapat di Jepara.
Dari sisi geologi, Taman Nasional Karimunjawa merupakan sebuah atoll carbonate, reef build up terbentuk di sekelilingnya, dan pada bagian tengahnya (lagoonal) merupakan reefal bioklastik hasil rombakan current ward dari arus. Selain itu pada bagian lagoonal juga terbentuk patch reef yang berkembang. Dikarenakan komposisi utama pembentuknya berupa material karbonat, maka hasil endapan yang terbentuk di Taman Nasional Karimunjawa merupakan endapan hasil rombakan dari reef build up-nya, oleh karena itu endapan yang dihasilkan relatif berwarna cerah.
Taman Nasional Karimunjawa memiliki pasir berwarna putih, pantai berwarna biru dan disertai dengan terumbu karang dan fauna yang sangat beragam menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi turis asing dan domestik, sehingga tidaklah menjadi aneh jika pada masa liburan, Taman Nasional Karimunjawa menjadi salah satu tujuan wisata.(ba/aa

FGMI Mengadakan Seminar Sumpah Pemuda di Jakarta

Pembicara yang hadir dalam acara seminar.

Jakarta, FGMI Online – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) bekerjasama dengan IAGI, HMGI, dan HMGF UI, menyelenggarakan diskusi panel dengan tema “Geosaintis Muda, Dedikasi Untuk Negeri” & “Nasionalisasi Sumber Daya Alam Indonesia” kemarin (28/10) . Acara yang diadakan di Kampus FMIPA UI ini mampu menarik antusias yang tinggi dari para geosaintis muda, terbukti selama selama diskusi berlangsung ruangan terisi penuh dan diskusi berjalan hangat.

Pembicara yang hadir dalam acara ini diantaranya Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari, Sekjen Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Mailendra, Direktur ETTI, M.Syaiful, Mantan Ketua IAGI sekaligus Komisaris Independen PT Pertamina EP, Achmad Luthfi , Direktur Indonesia Resources Studies /IRESS, Marwan Batubara, Direktur SDM PT. Aneka Tambang, Achmad Ardianto, dan tokoh penting lainnya.

Acara dibuka dengan sambutan dari ketua FGMI, Bhaskara Aji, serta menampilkan video sejarah sumpah pemuda dan perjuangan selama masa penjajahan di Indonesia. Dalam sambutannya ketua FGMI juga mengajak pada kaum muda, untuk terus berjuang demi kemajuan bangsa dan negara.

Pernyataan Bersama IAGI- HAGI

Rovicky dalam materi yang dibawakannnya membahas tentang peran geosaintis muda dan ketahanan energi (migas) nasional. “Setiap gerakan pemuda itu harus ikhlas dan memerdekakan”, ujarnya. Dalam acara tersebut juga dibacakan pernyataan bersama IAGI dan HAGI tentang swakelola pengusahaan sumberdaya alam Indonesia. Pernyataan tersebut berisi enam saran konkrit bagi pemerintah Indonesia antara lain sebagi berikut:

  1. Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi, institusi pendidikan dan organisasi profesi untuk mempertahankan kemampuan dan kaderisasi sumberdaya manusia Indonesia untuk pengelolaan sumberdaya alam secara profesional.
  2. Melibatkan organisasi profesi untuk melakukan evaluasi potensi sumberdaya alam di daerah baru atau pun di daerah yang akan habis masa kontraknya, sehingga dapat dihasilkan strategi pengelolaan sumberdaya alam yang bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.
  3. Melakukan pembinaan yang terus menerus untuk kepatuhan pemenuhan komitmen kontrak yang sudah berjalan.
  4. Dalam kaitan kontrak kerjasama yang akan berakhir, semestinya pemerintah mengutamakan perusahaan nasional yang mampu mengelola secara profesional.
  5. Mengutamakan kegiatan eksplorasi untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya alam Indonesia, dengan menggiatkan kegiatan riset dan penelitian yang melibatkan universitas, institusi riset dan organisasi profesi terkait.
  6. Mendorong perusahaan di bidang sumberdaya alam untuk melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dalam rangka meningkatkan partisipasi investasi nasional di bidang sumberdaya alam.

Acara seminar ini merupakan serangkaian agenda kegiatan dari FGMI dalam tahun ini, FGMI sendiri merupakan wadah konumikasi kaum muda dalam bidang geosaintis yang telah dibentuk dalam acara PIT IAGI ke-41 di Yogjakarta beberapa waktu yang lalu. (aa/aa)

Gempa Menggoyang Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com – Gempa menggoyang Jakarta, Kamis (1/11/2012) sekitar pukul 21.15 WIB. Getaran gempa terasa hanya beberapa detik saja. Sejumlah orang melaporkan merasakan gempa tersebut di Twitter. Di lantai 5 Gedung Kompas Gramedia, getaran gempa.juga terasa beberapa saat dan menggoyang barang-barang yang tergantung dan di atas meja. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir gempa yang terasa di Jakarta berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR). Pusat gempa berjarak sekitar 136 kilometer dari Jakarta atau sekitar 24 kilometer tenggara Cianjur. Tepatnya pada koordinat 7.25 Lintang Selatan (LS) dan 107.35 Bujur Timur (BT) serta pada kedalaman 163 kilometer.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/11/01/21241474/Gempa.Menggoyang.Jakarta

The Wave: Batu Merah yang Menakjubkan

Jakarta, venturacountytrails.org- “The Wave” yang terletak di perbatasan Utah dan Arizona, Amerika, merupakan salah satu keajaiban dunia. “The Wave” yang merupakan rekaman stratigrafi ideal batu pasir Formasi Navajo. Batu pasir Navajo merupakan endapan eolian yang membentuk struktur mega crossbedding. “The Wave” menunjukan ke eksotisannya dengan setiap lekuk lekuk crossbedding yang tersingkap di setiap lembah”nya. Terbayang sebuah kejadian yang fantastis sehingga bisa membuat kenampakan yang se eksotis ini. Sebuah gelombang angin yang sangat besar sehingga mampu memindahkan pasir- pasir  tersebut yang kemudian terendapkan pada suatu tempat, yang kemudian diatasnya diendapkan pasir yang baru dan terjadi secara terus menerus.(ba/aa).

Sumber : http://venturacountytrails.org

Kondisi Terumbu Karang Indonesia Yang Semakin Baik

Jakarta, FGMI Online – Saat ini Coral Reef Information and Training Center (CRITC) sudah melakukan program rehabilitasi terumbu karang di Indonesia. Program ini dinamakan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP). Program ini dilakan dengan memberikan stasiun pengamatan sejumlah 234 stasiun pengamatan di seluruh Indonesia. Untuk program ini, Indonesia dibagi menjadi dua bagian, Barat dan Timur. Indonesia Barat yang terdiri dari delapan lokasi, termasuk Nias, Mentawai, dan Kepulauan Riau, disponsori Asia Development Bank. Sedangkan Indonesia Timur yang terdiri dari tujuh lokasi termasuk di antaranya Selayar, Wakatobi, dan Raja Ampat, didukung World Bank. COREMAP sudah dilakukan dua fase, fase pertama dimulai sejak tahun 1998 hingga 2004 dan fase kedua pada tahun 2004 sampai 2011. Hingga akhir fase kedua, sudah terlihat adanya peningkatan implementasi di daerah sehingga diharapkan dengan adanya peningkatan ini, maka fase ketiga dapat dilaksanakan kembali.(ba/aa).

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/11/kondisi-terumbu-karang-indonesia-tunjukkan-peningkatan

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id