FGMI Eksperience Sharing Knowledge IV

Peserta ESK IV yang terdiri atas profesional muda dan mahasiswa

Jakarta, FGMI Online – FGMI kembali menyelenggarakan acara Experience Sharing Knowledge (ESK), sabtu (15/12) lalu. ESK ini digelar untuk ke empat kalinya ditahun 2012.  Acara yang dikoordinir oleh Divisi Penelitian dan Pengembangan FGMI ini mengambil tema tentang pemaparan hasil tugas akhir para geosaintis muda sewaktu kuliah dulu. Karya yang susah payah dikerjakan selama berbulan-bulan, mengolah banyak data, bolak-balik menghadap dosen pembimbing, berdiskusi sampai berdebat mempertahankan argument selama kolokium hingga sidang, rasanya sayang sekali jika perjuangan selama menyelesaikan tugas akhir tersebut pada akhirnya hanya terpajang manis di pojokan lemari perpustakaan jurusan. Oleh sebab itu, FGMI mengundang teman-teman untuk mempresentasikan hasil karya tugas akhir mereka dengan tujuan untuk berbagi ilmu dan berdiskusi bersama, sehingga hasil karya tugas akhir tersebut dapat semakin memberikan banyak manfaat bagi penulis ataupun para peserta ESK.
Pembicara pertama yaitu Prihatin Tri Setyobudi, dengan judul presentasi Studi Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitik dengan Data Sumur Pemboran dan Seismik 3-D pada Lapangan PT, sub Cekungan Jambi, Cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik batuan dasar granit, dan nantinya akan diketahui pula potensi batuan tersebut menjadi reservoir hidrokarbon. Diketahui umur batuan granit di salah satu sumur eksplorasi disana berumur Eosen Akhir, ini didapat dari hasil analisis K-Ar dating mineral biotit di granit tersebut.

Permasalahan pertama muncul, yaitu regional geologi menyebutkan bahwa pada kala Eosen Akhir, daerah penelitian mengalami proses rifting, apakah mungkin intrusi granit tersebut muncul pada saat rifting terjadi? Atau mungkin granit tersebut bukan berumur Eosen, akan tetapi berumur Cretaceous seperti sumur yang berada di dekatnya? Dengan asumsi kesalahan penarikan umur disebabkan karena biotit yang dianalisa K-Ar tersebut sudah mengalami proses alterasi. Prihatin membagi batuan dasar granit tersebut kedalam 4 kelompok, yaitu fresh granite, fractured granite, weathered granite, dan granite washed. Pengelompokan tersebut didasarkan pada data core, kurva log GR-Res-Neu-Den-Sonic, serta didukung oleh konsep-konsep geologi yang diperkuat oleh beberapa analog outcrop.

Permasalahan kedua muncul, dari data core yang dimiliki, bagaimana cara membedakan fracture yang terbentuk secara alami karena proses tektonik (natural fractured) dengan fracture yang terbentuk akibat proses pemboran (mechanical induced fractured)?.

Diskusi berjalan dengan sangat menarik, masing-masing peserta saling melemparkan analisis dan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki, sampai akhirnya diskusi yang berjalan lebih kurang 70 menit ini ditutup dengan kesimpulan bahwa fractured granite adalah zona yang paling baik sebagai zona reservoir, ini didukung oleh data mud log, completion log, core, dan hasil DST. Ada beberapa saran yang diberikan peserta untuk penelitian ini, salah satunya untuk melihat kembali hasil DST sumur tersebut apakah sudah konklusif atau belum?. Mudweight yang digunakan berapa?. Open hole atau cased hole?.  Water yang keluar merupakan formation water atau bukan?
Sesi diskusi kedua dilanjutkan oleh Octa Vika Malda, dengan judul presentasi Geologi dan Studi Geometri Fasies Endapan Turbidit Formasi Kerek Berdasarkan Data Permukan di Daerah Kedungjati dan sekitarnya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman orang terhadap karakteristik endapan turbidit laut dalam, dimana pada saat ini jarang sekali eksplorasi di Indonesia yang menargetkan reservoir pada level ini, pada umumnya reservoir target di Indonesia masih berkisar di sedimen fluvial, delta, dan karbonat.
Berbekal studi lapangan di beberapa titip pengamatan, Octa menampilkan kolom stratigrafi yang ia buat, dan mengklasifikasikannya kedalam beberapa fasies berdasarkan sumber-sumber yang ia kutip dari beberapa ahli sedimen laut dalam seperti Mutti, Walker, Shanmugam, dan Bouma. Dari hasil analisis yang ia lakukan, diperoleh kesimpulan bahwa provenace sediment Formasi Kerek ini berasal dari Utara, hal ini didapatkan dari hasil penemuan di lapangan yang menunjukkan bahwa hampir semua sedimen di lokasi penelitian tersusun atas semen karbonat. Formasi Kerek ini merupakan bagian dari Kendeng Zone, dimana pada bagian selatan merupakan pegunungan vulkanik, sehingga tidak mungkin bisa menyuplai sedimen karbonat ke formasi kerek, sedangkan di bagian utara dari zona ini merupakan carbonate platform yang diduga kuat sebagai provenance dari sedimen-sedimen di lokasi penelitian. Hal ini tentunya bertentangan dengan beberapa peneliti sebelumnya yang menyebutkan bahwa provenance Formasi Kerek berasal dari pegunungan vulkanik di bagian selatan zona kendeng. Selain itu, interpretasi octa tersebut juga didukung oleh hasil pengukuran paleocurrent dari beberapa struktur sediment yang menunjukkan arah pengendapan berasal dari arah utara.
Diskusi sesi terakhir ditutup oleh penampilah enerjik dari Tatzky Reza Setiawan yang membawakan judul Penelitian Studi Karakteristik Batuan Beku Pegunungan Schwaner Berumur Kapur-Miosen. Studi ini menggunakan data geokimia batuan.

Acara ini merupakan bagian dari program FGMI dalam memberikan tempat bagi teman-teman untuk saling berbagi pengetahuan dalam bidangnya masing-masing. Sehingga nantinya akan terbentuk komunitas saintis dalam bidang geosain yang kokoh. Kami juga mengundang temen-temen semua untuk bergabung bersama kami.  Segera daftarkan diri kami disini.  (pr/aa)

Maju terus Geosaintis Indonesia.

[shashin type=”photo” id=”12,11,10″ size=”small” columns=”max” order=”user” position=”left” crop=”y”]

admin

Administrator website FGMI. Email : sekretariat@fgmi.iagi.or.id

Leave a comment

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id