Fakta Menarik Jatibarang

Jatibarang Sub-basin according to Amril, Sukowitono, and Supriyanto. (1991)
  • Pertama kali ditemukan pada tahun 1941
  • Hingga kini, terdapat lebih dari 140 sumur pada Sub-Cekungan Jatibarang
  • Berupa half-graben system yang berlokasi di antara Sunda microplate dengan India Australia subdcution, dengan keberadaan pada back-arc (Adnan, et.al., 1991)
  • Menurut Clements dan Hall (2007), Formasi Jatibarang sebagai formasi penghasil hidrokarbon, terbentuk pada Oligosen Awal. Formasi terbentuk pada half-graben berorientasi Utara-Selatan. Sementara menurut Martodjojo (2003), Formasi Jatibarang berumur Cretaceous-Eocene.
  • Arpandi dan Padmosoekismo (1975) dalam Martodjojo (2003) menyatakan Formasi Jatibarang menerus dari selatan Jakarta hingga lepas pantai Cierbon di sebelah timur.
  • Formasi Jatibarang memiliki ketebalan lebih dari 1200 m dan mengalami penipisan pada bagian Barat dari Cekungan Jawa Barat Utara.
  • Masih menurut Clements dan Hall (2007), pembentukan Sub-Cekungan berkaitan ekstensi yang tidak berkaitan dengan subduksi pada bagian Selatan Jawa, hal ini dikarenakan sumbu subduksi dan ekstensi pada Sub-Cekungan Jatibarang berlainan arah. Dengan demikian pula, diinterpretasikan bahwa Formasi Jatibarang merupakan hasil fissure eruption, dan bukan strato volcano pada umumnya.
  • Dalam disertasi Martodjojo (2003), disebutkan bahwa Formasi Jatibarang Yang pertama adalah batuan beku dan yang kedua adalah tufa. Batuan beku terdiri dari basalt, andesit. Batuan tufa terdiri dari tufa vitrik atau tufa gelas, tufa lithik serta tufa kristal.
  • Sistem petroleum yang dikemukakan oleh Adnan, et.al. (1991) adalah Sub-Cekungan Jatibarang sebagai reservoir dengan Formasi Talangakar hadir sebagai batuan induk. Formasi Talangakar, meskipun berumur lebih muda, yang menjadi batuan induk terletak pada bagian low dari cekungan dengan Formasi Jatibarang pada bagian high. Jalur migrasi pada cekungan adalah patahan-patahan yang hadir.
  • Jatibarang sub basin terbentuk sebagai sistem half graben yang pembentukannya di kontrol oleh patahan turun dengan arcuate pattern. Tren patahan utara – selatan terbentuk ketika subduksi berubah arah menjadi timur – barat. Ryacudu dan Bachtiar (2000) menjelaskan bahwa Jatibarang sub – basin melepaskan double bend structure dari sistem zona patahan NW-SE right-stepping strikeslip.
  • Lapangan Jatibarang sendiri merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di Basin Jawa Barat Utara. Formasi Jatibarang ditutupi oleh Formasi Talang Akar dengan sedimen fluvio – deltaic yang tersusun atas sandstones, shale, dan coal. Formasi ini mengisi posisi terendah cekungan, oleh karena itu jarang ditemukan di basement high(Sinclair et.al. 1995).

 

Jatibarang Fm. Depositional environment according to Clements and Hall (2007)

 

Admin2 FGMI

Leave a comment

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id