Penulis : Siti Munawaroh
Pendahuluan
Berbicara tentang Sukabumi, dalam pikiran kita akan terlintas gambar Geopark Ciletuh yang memiliki keindahan geologi sehingga mendapatkan gelar UGG (Unesco Global Geopark). Selain keindahan Geopark Ciletuh, saat kita mendengar Sukabumi pasti juga akan teringat peristiwa gempa bumi yang cukup sering terjadi di Sukabumi.

“Gempa tektonik 5,1SR Selasa (10/3/20) di Sukabumi merupakan gempa terkuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat dalam 19 tahun terakhir”
Rahmat Triyono – Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG

Melihat keindahan alam yang ada di Geopark Ciletuh, akan lebih menarik lagi saat kita megetahui rangkaian proses geologi yang membentuk kawasan ini. Lalu, saat mendengar bencana gempa bumi di Sukabumi akan muncul juga pertanyaan :
“Apa sih penyebab gempa bumi Sukabumi? Kenapa ya gempa bumi ini sering melanda Sukabumi?”
Dari keindahan hingga bencana alam ini ada satu benang merah yang dapat ditarik untuk menjelaskan keterjadian keduanya.
Jawabannya adalah Tektonik. Lalu, seperti apa sih yang membuat tektonik di Sukabumi sehingga punya peran yang begitu besar???
Tatatan Tektonik Sukabumi
(Sunardi,. dkk, 2012) Tektonik Jawa didominasi lempeng Hindia-Australia ke arah utara yang berada di bawah lempeng Eurasia yang relatif diam dengan kecepatan pergerakannya berkisar 6 cm/tahun. Lempeng Hindia-Australia ini menunjam dengan kedalaman 100-200 km dibawah pulau Jawa dan 600 km di utara Jawadan mengakibatkan keterbentukan struktur-struktur geologi regional di wilayah daratan Jawa.
Wilayah Jawa Barat juga terbentuk di bawah pengaruh aktifitas tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Eurasia dan peristiwa ini telah berlangsung sejak Zaman Kapur hingga sekarang. Tumbukan lempeng Hindia-Australia dan Eurasia di bagian selatan jawa mengakibatkan timbulnya sesar aktif Cimandiri.
(Bammelen, 1949) Dalam peta fisiografi, Sukabumi termasuk dalam Zona Bogor yang merupakan zona antiklinorium dimana tepi paparan (shelf) dengan cekungan dalam turbidit yang sedimen terakumulasi, terlipat, dan bertabrakan di pegunungan selatan Jawa Barat.
(Verstappen, 2000) Secara genetik, area Sukabumi dibagi menjadi perbukitan dan pegunungan vulkanik yang terlipat serta sistem busur vulkanik Sunda/Banda dengan kenampakan morfologi terbagi menjadi morfologi dataran, perbukitan bergelombang agak curam, dan perukitan curam. Kedua area ini dipisahkan secara jelas oleh keberadaan Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri ini membentang mulai dari Teluk Palabuhanratu menerus ke selatan Kota Sukabumi hingga ke Kabupaten Cianjur.

(Eddy & Gaffar, 2006) Sesar Cimandiri dibagi menjadi lima segmen yaitu Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-Cadasmalang, Cicereum-Cirampo, Cirampo-Pangleseran, dan Panglengseran-Gandasoli. Sesar Cimandiri dipotong oleh beberapa sesar lain seperti Sesar Citarik, Sesar Cicareuh, dan Sesar Cicatih.
Kegempaan di Sukabumi

Menurut peta kawasan rawan bencana (KRB), Sukabumi dibagi ke dalam 4 kawasan rawan bencana gempabumi, yaitu KRB gempabumi Tinggi, Menengah, Rendah dan Sangat Rendah.
Pusat gempa bumi di Sukabumi tersebar di laut maupun di darat.
Dalam peristiwa gempa bumi yang melanda Sukabumi, sesar yang berpengaruh besar terhadap peristiwa gempa bumi ini adalah Sesar Cimandiri dan Sesar Citarik.
Penelitian menyebutkan bahwa peristiwa gempa bumi di Jawa Barat seperti pada tahun 1900, 1962, 1969, 1973, 1975, 1977, 1982, 2000, 2006, 2007 memiliki keterkaitan dengan Sesar Cimandiri.
Penutup
Sukabumi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang sering mengalami peristiwa gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi di Sukabumi merupakan akibat dari aktivitas sesar yaitu Sesar Cimandiri dan segmen-segmen Sesar Cimandiri. Peristiwa gempa bumi di Sukabumi tidak dapat dicegah maupun diprediksi. Namun, dengan adanya berbagai penelitian mengenai tektonika dan kegempaan di Sukabumi maupun di Sesar Cimandiri dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kewaspadaan di masa depan dan meningkatkan pemahaman masyarakat dan sistem pembangunan sehingga lebih resisten terhadap bencana.
Referensi:
- Eddy Z. Gaffar, 2006, Deformasi Kerak Bumi Segmen-Segmen Sesar Cimandiri, Prosiding Seminar Geoteknologi Peluang dan Peran Ilmu Kebumian Dalam Pembangunan Berkelanjutan, Geotek LIPI.
- Haryanto, I., Nurul, J. A. N. & Sunardi, E., 2017. Tektonik Sesar Cimandiri¸ Jawa Barat. Bulletin of Scientific Contribution, 15(3), p. 255 – 274.
- Simanjorang, R. G., Rosid, M. S., Sembiring, A. S. & Daryono, N. H., 2020. Cimandiri Fault Identification Using Earthquake Tomography Double-Difference Method. Journal of Physics: Conference Series, 1494(1), pp. 1-6.
- Sunardi, dkk. 2012. KAJIAN KERAWANAN GEMPABUMI BERBASIS SIG DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA STUDI KASUS KABUPATEN DAN KOTA SUKABUMI. Seminar Nasional Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 2012. UMS.
- Supartoyo, Brahmantyo .2008. PENATAAN RUANG KAWASAN DI ZONA RAWAN BENCANA GEMPABUMI DI KABUPATEN SUKABUMI. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Volume 3, No. 1, Tahun 2008, hal. 17-25.
- Supartoyo, dkk. 2013. Identification of Cimandiri Fault Activity at Sukabumi Area, West Java, Indonesia (Based on Morphometry Analysis). Proceeding of 1st International Seminar of Environmental Geoscience in Asia (ISEGA I), Oktober 2013, hal. 76 – 83.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.