September 2021

Nikel, Kegunaan dan Potensi nya di Bumi Pertiwi

Oleh: Aditya Rizky Wibowo dan Bagaskara Wahyu P

Geopoup Agustus 2021

 

Awal tahun 2021, masyarakat Indonesia dihebohkan akan kabar masuknya pabrikan mobil listrik Amerika “Tesla” untuk berinvestasi pada usaha ekstraksi nikel di Indonesia. Kabarnya Elon Musk CS ingin menggunakan nikel dari NKRI sebagai bahan baku baterai mobil listrik produksi Tesla. Lantas, apakah itu nikel? Selain baterai mobil listrik, apa saja kegunaan lain dari nikel?

 

Nikel adalah elemen logam yang diekstraksi dari dua bijih – sulfida magmatik dan laterit. Nikel berwarna putih keperakan dengan dasar bersinar/berkilau. Logam Nikel memiliki nomor atom: 28 dengan berat atom: 58.6934 dan bersifat feromagnetik yang artinya nikel dapat ditarik oleh magnet ataupun dibuat menjadi magnet. Logam Nikel terbentuk secara alami dan merupakan elemen paling umum kelima di bumi dengan keterdapatan secara luas di kerak dan inti bumi. Penamaan Nikel berasal dari kata “kupfernickel” yang artinya setan tembaga karena pada awal penemuannya tahun 1600-an di Jerman para penambang frustasi untuk mengekstraknya karena mereka mengira logam yang mereka temukan adalah tembaga jenis baru.

 

Logam yang disimbolkan dengan “Ni” ini merupakan logam pilihan untuk membuat superalloy – kombo logam. Hal ini dikarenakan Nikel memiliki kekuatan dan ketahanan yang tinggi terhadap panas, korosi, dan oksidasi. Oleh karena itu, Nikel sering digunakan sebagai bahan lapisan luar pelindung untuk logam yang lebih lunak agar logam tersebut bisa lebih tahan panas, korosi dan oksidasi. Lantas dengan kemampuannya yang super itu apakah Nikel hanya digunakan sebagai pelapis saja? Ternyata Tidak.

Berdasarkan booklet Nikel oleh Kementerian ESDM Indonesia, sekitar 70% dari produksi Nikel digunakan untuk pembuatan baja tahan karat (stainless steel). Sedangkan 8% lainnya digunakan dalam baja dan paduan non-ferrous alloys. Paduan tersebut seringkali untuk aplikasi industri, kedirgantaraan dan militer yang sangat khusus. Baru sekitar 8% digunakan dalam pelapisan dan 8% lainnya di pengecoran dan coran. Selain itu, Sekitar 5% nikel digunakan dalam baterai untuk elektronik, dan dalam baterai untuk peralatan portabel dan mobil hibrid, dan sekitar 1% digunakan seperti bahan kimia, katalis, dan pewarna.

 

Gambar 1. Paparan Kegunaan Logam Nikel (KESDM, 2020)

 

Dengan banyaknya kegunaan, tentunya nikel memiliki nilai ekonomis yang patut untuk diperhitungkan. Lalu kira-kira negara mana saja yang memiliki potensi nikel terbesar di bumi? Australia, Indonesia, Afrika Selatan, Rusia dan Kanada menguasai lebih dari 50% sumber daya nikel dunia. Logam-logam nikel tersebut terkonsentrasi pada sulfida dan deposit bijih tipe laterit. Untuk Indonesia, sebaran cadangan bijih nikel hampir 90% berada di Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara.

 

Gambar 2. Sebaran Cadangan Bijih Nikel Indonesia (KESDM, 2020)

 

Pulau Sulawesi memiliki potensi nikel terbesar di Indonesia dengan total cadangan 2,6 miliar ton bijih. Cadangan tersebut tersebar di provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan data dari KESDM tahun 2020, terdapat 3 kawasan industri nikel yang sudah beroperasi di Sulawesi, yakni Kawasan Industri Morowali, Kawasan Industri Konawe, dan Kawasan Industri Bantaeng. Untuk ditempat kedua, Kepulauan Maluku menyimpan cadangan 1,4 Miliar Ton Bijih Nikel dengan konsentrasi utama berada di Maluku Utara. Untuk kawasan industri yang beroperasi berdasarkan data KESDM 2020, hanya ada kawasan industri weda di Maluku. Terakhir, lokasi yang memiliki potensi cadangan bijih nikel adalah Pulau Papua. Berdasarkan data KESDM 2020, Pulau Papua menyimpan 0,06 miliar ton cadangan bijih nikel, dan mungkin saja masih bisa bertambah seiring dengan eksplorasi lebih lanjut.

 

Gambar 3. Gambaran Potensi NIkel di Pulau Sulawesi (KESDM, 2020)

 

Gambar 4. Gambaran Potensi Nikel di Kepulauan Maluku (KESDM, 2020)

 

Gambar 5. Gambaran potensi nikel di pulau papua (KESDM, 2020)

 

Perlu diketahui dengan potensi yang sedemikian besar tidak heran Indonesia diperhitungkan sebagai negara produsen nikel di dunia. Bahkan Indonesia masuk dalam jajaran negara yang memiliki potensi nikel terbesar di dunia. Tentunya, kekayaan nikel yang dimiliki Indonesia ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, masih banyak peluang-peluang untuk para geosaintis muda Indonesia agar bisa terus eksplorasi dan menggali potensi sumber daya di Indonesia dengan memiliki kedaulatan dalam proses ekstraksi dan pengolahan bijih nikel.

 

Referensi:

Ruang Energi. 2021. Diakses pada 31 Agustus 2021.https://www.ruangenergi.com/melirik-potensi-tambang-nikel-untuk-mewujudkan-industri-baterai-nasional/

Nickel.co.id. 2020. Tujuh Fakta Menarik Nikel bahan baku baterai mobil listrik. Diakses pada 31 Agustus 2021.https://nikel.co.id/tujuh-fakta-menarik-nikel-bahan-baku-baterai-mobil-listrik/

Nickel Institut. 2020. About Nickel. Diakses pada 31 Agustus 2021. https://nickelinstitute.org/about-nickel/

CNBCI Indonesia. 2021. Ini 5 Produsen Nikel Terbesar RI,  Siapa Jawaranya. Diakses pada 31 Agustus 2021. dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20210707161618-4-259046/ini-5-produsen-nikel-terbesar-ri-siapa-jawaranya

Kementerian ESDM. 2020. Booklet Tambang Nikel 2020.

Mengenal Letusan Tambora 1815

Tambora yang indah dengan kaldera berdiameter 7 km, kedalaman 1,2 Km (Wibosono, S.C.2017). Kaldera tambora yang angkuh dan megah, kehidupannya ramah terhadap penghuni Tambora, sumber daya alam yang melimpah, tanahnya yang subur. Hutan gunung tambora dipenuhi dengan beraneka ragam hayati, hamparan jenggala membentang subur di sebelah barat daya dan utara. Pemandangan elok Tambora membuat negeri Sumbawa menjadi suatu wisata yang wajib dikunjungi. Morfologi gunung api Kuarter – Resen berjajaran di bibir Tambora serta morfologi daratan di sepanjang pesisir (Tambora Geopark, 2014). Siapa sangka sejagat Tambora dengan keindahan yang menyejukkan mata tidak akan pernah lepas dari gelapnya kejadian 206 tahun silam. Peristiwa lama dengan kisah bencana kemanusiaan juga lingkungan yang memilukan. Letusan eksplosif bersejarah besar serta mengakibatkan kehilangan lebih dari 117.000 jiwa (Lewis J. Abrams, 2007).

Gambar 1. Kaldera Tambora, diameter 7 km, kedalaman 1,2 km, puncak tertinggi 2851 Mdpl.
Sumber: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 2017

 

Gambar 2. Gunung Tambora dari kepulauan Indonesia dan Australia.
Sumber: Peta GMT, Wessel dan Smith, 1995, Model elevasi digital etopo dari Smith dan Sandwell, 1997 dalam Lewis J. Abrams, 2007)

 

Gelegar maha dahsyat Gunung Tambora menjadi erupsi terbesar dalam sejarah ingatan manusia. Salah satu letusan gunung api Nusantara yang merubah wajah dunia. Dentuman gema erupsi terdengar di berbagai penjuru kepulauan pada 1 april hingga mencapai puncak letusan pada tanggal 10 – 11 April 1815. Letusan gunung api berupa plinian yang membentuk perlapisan endapan setebal 40 – 150 cm menutupi hampir seluruh lereng dan tersebar ke bagian barat di luar wilayah api dengan aliran piroklastik yang dikontrol oleh gravitasi bergerak ke arah barat, utara dan selatan dari pusat letusan seberat 140 Miliar Ton (ESDM, 2021). Pelepasan gas dari magma dan lava yang terpanaskan dengan kecepatan puluhan kilometer. Kolom abu dan batu apung (Plinian) yang menjulang tinggi sejauh 43 km hingga lapisan stratosfer (Gambar 4). Angin bujur memporak porandakan partikel letusan di sekeliling dunia hingga menciptakan fenomena matahari terbenam yang berwarna dan senja di negeri The Big Smoke (Gambar 3). Mengapa tidak, posisinya yang strategis dan terbentuk oleh pergerakan zona subduksi diantara 127 gunung api lainnya. Muntahan material dengan Volcano Eruption Index 7 menutupi lapisan stratosfer dengan debu dan gas vulkanis yang cukup tebal dalam waktu yang lama. Beberapa energi dari radiasi matahari hilang untuk memanaskan bumi. Penelitian yang dilakukan oleh Richard Stothers (1984) terhadap suhu udara memberikan informasi terjadi penurunan suhu udara dunia sebesar 0.4°C – 0.7°C dari normalnya sehingga berdampak pada perubahan iklim dan cuaca secara global (Ulfah, Ariyas, 2018). Langit gelap yang kelam, iklim musim dingin menjadi lebih panjang, musim hujan berkurang, dan suhu lebih dingin berakibat pada perubahan ekosistem hingga kegagalan panen (Tantri, Erlita. 2019).

Gambar 3. Lukisan yang menunjukan matahari terbenam berwarna dan senja karena aerosol vulkanik Tambora, Chichester Canal, J.M.W. Turner.
Sumber: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 2017
Gambar 4. Penyebaran dan ketebalan abu vulkanis Tambora.
Sumber: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 2017

Gempa vulkanis dan runtuh nya kawah Gunung Tambora dari ketinggian 4300 Mdpl menjadi 2851 Mdpl menciptakan gelombang tsunami di beberapa pesisir pantai seperti Sumbawa, Bima, Bali, Makassar dan wilayah Jawa Timur (Ulfah, Afriyas. 2018). Dalam hitungan hari, hujan abu yang tiada henti berakibat pada punahnya 4 kerajaan besar di Pulau Sumbawa yaitu Kerajaan Sianggar, Kerajaan Tambora, Kerajaan Papekat dan Kerajaan Dompu yang tidak tahu dimana jejaknya dan tidak sedikit nyawa yang tewas. Lapisan tebal erupsi seolah menenggelamkan tapak-tapaknya. Leli leli doro tambora (hancur Gunung Tambora), mbre afi mbre moti (banjir lava banjir lautan), mbaru mbere oi mada (berlinang air mata), banyak orang berlari ketakutan, suasana hening dan mencekam, dunia terasa dingin dan abu bertebangan, seakan gempa bumi akan datang (Gambar 5). Begitulah suasana hati masyarakat Tambora, dihantui dengan ketakutan, apakah aktivitas Gunung Tambora akan terulang lagi atau telah usai sampai disini.

Gambar 5. Rekonstruksi petaka Tambora, artis National Geography Indonesia.
Sumber: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 2017

 

Referensi:

Afriyas Ulfah, 2018. Letusan Tambora yang Merubah Iklim Dunia. https://eoffice.bmkg.go.id/Dokumen/Artikel/Artikel_20180417132214_8i7l4q_Letusan-Tambora-Yang-Merubah-Iklim-Dunia.pdf. Diakses pada 18 Agustus 2021.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pengenalan Gunung Api, https://www.esdm.go.id. Diakses pada 14 Agustus 2021.

Lewis J. Abrams., Haraldur Sigurdsson. 2007. Characterization of pyroclastic fall and flow deposits from the 1815 eruption of Tambora volcano, Indonesia using ground-penetratingradar.161(4),352-361.doi:10.1016/j.jvolgeores.2006.11. 008

Tambora Geopark. 2014. Cultural Diversity Tambora. URL: https://www.tamborageopark. com/block/culture-diversity/. Diakses tanggal 15 Agustus 2021.

Tantri, Erlita. 2019. Narasi Dampak Letusan Gunung Tambora 1815. Puslit Kewilayahan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Vol. 20, No. 2.

Wibisono, Sonny C. 2017. Bencana dan Peradaban Tambora 1815. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 2017.

  • Jaringan

  • Follow Us On Instagram

  • Crown palace Blok C No. 28
    Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 231
    Tebet, Jakarta 12870

    Telp:(021) 83702848 - 83789431
    Fax: (021)83702848
    Email: sekretariat@fgmi.iagi.or.id